![]() |
Konfercab IPNU-IPPNU Bojonegoro: Regenerasi Pimpinan dan Peduli Krisis Air Bersih |
MEDIA IPNU - Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Bojonegoro menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) IPNU XVII dan IPPNU XVIII pada 15-16 Februari 2025.
Acara ini menjadi momentum
penting bagi kader-kader IPNU-IPPNU untuk mengevaluasi perjalanan organisasi,
penyampaian laporan pertanggungjawaban sekaligus memilih pemimpin baru yang
akan membawa estafet perjuangan pada periode selanjutnya.
Namun, ada yang unik dan
penuh makna dalam Konfercab kali ini. Untuk pertama kalinya, IPNU-IPPNU
Bojonegoro menyajikan minuman dari air hujan kepada tamu undangan dan peserta
konferensi. Inisiatif ini bukan sekadar simbol, tetapi bentuk nyata kepedulian
terhadap krisis air bersih yang selama bertahun-tahun melanda Bojonegoro.
Gerakan ini juga sebagai
dukungan terhadap Gerakan Memanen Air Hujan, yang diinisiasi oleh Bupati
Bojonegoro terpilih, Setyo Wahono, sebagai solusi atas permasalahan air bersih
yang terus menjadi tantangan bagi masyarakat.
Ketua Panitia Konfercab,
Fajar Ulin Nuha, menegaskan bahwa Konfercab kali ini tidak hanya menjadi ajang
pergantian kepemimpinan, tetapi juga momentum membangun kesadaran sosial di
kalangan pelajar.
“Kami ingin Konfercab ini
tidak hanya menjadi agenda formal organisasi, tetapi juga memiliki dampak bagi
masyarakat. Dengan menyajikan air hujan sebagai minuman, kami ingin menunjukkan
bahwa solusi atas krisis air bersih bisa dimulai dari hal sederhana. Jika air
hujan dikelola dengan baik, ini bisa menjadi sumber air bersih yang layak
konsumsi. Kami berharap peserta dan tamu undangan bisa melihat ini sebagai
langkah kecil menuju perubahan besar,” ujarnya.
![]() |
Suasana Konfercab IPNU IPPNUBojonegoro |
Senada dengan itu, Ketua
PC IPNU Bojonegoro, Ali Rohmatullah, menyampaikan bahwa kepedulian terhadap
lingkungan dan permasalahan sosial harus menjadi bagian dari karakter generasi
muda NU.
“IPNU bukan hanya
organisasi kaderisasi, tetapi juga organisasi yang harus responsif terhadap
persoalan-persoalan nyata di masyarakat. Krisis air bersih adalah masalah
serius di Bojonegoro. Maka, sebagai generasi muda, kita tidak bisa hanya diam.
Gerakan Memanen Air Hujan adalah langkah solutif yang harus kita dukung
bersama. Jika kita bisa mengubah pola pikir sejak sekarang, maka di masa depan
Bojonegoro tidak lagi mengalami kesulitan air bersih,” jelas Ali kepada peserta
Konfercab.
Sementara itu, Ketua PC
IPPNU Bojonegoro, Insaniatul Karimah, menekankan pentingnya peran perempuan
dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memastikan akses air bersih bagi
keluarga dan masyarakat.
“Perempuan, khususnya ibu
rumah tangga, adalah pihak yang paling merasakan dampak dari krisis air bersih.
Oleh karena itu, IPPNU ingin menjadi bagian dari solusi. Kami mendukung penuh
edukasi tentang pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih. Jika generasi
muda mulai terbiasa dengan konsep ini, maka di masa depan kita bisa menciptakan
masyarakat yang lebih mandiri dalam menghadapi krisis air,” tegasnya.
Dukungan terhadap gerakan
ini juga datang dari PC Nahdlatul Ulama (PCNU) Bojonegoro, Dr Cholid Ubed, yang
menilai bahwa gerakan ini sejalan dengan nilai-nilai Islam dalam menjaga
keseimbangan alam.
“Dalam Islam, kita
diajarkan untuk tidak menyia-nyiakan sumber daya alam, termasuk air. Krisis air
bersih di Bojonegoro adalah ujian yang harus kita sikapi dengan bijak. Gerakan
Memanen Air Hujan ini adalah langkah nyata yang perlu kita dukung. Saya
mengapresiasi inisiatif IPNU-IPPNU yang tidak hanya berpikir tentang
organisasi, tetapi juga masa depan Bojonegoro. Jika para pemuda sudah sadar
akan masalah ini sejak sekarang, saya yakin Bojonegoro akan menjadi daerah yang
lebih baik di masa depan,” ujar Ketua PCNU Bojonegoro.
Ketua PW IPNU Jawa Timur,
M Rafli Rizki Reza, turut mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh IPNU-IPPNU
Bojonegoro dalam menyikapi persoalan krisis air bersih.
“Kader IPNU-IPPNU harus
memiliki jiwa inovatif dan solutif dalam menghadapi tantangan zaman. Inisiatif
menyajikan air hujan yang telah dikelola sebagai minuman dalam Konfercab ini
adalah bentuk konkret bahwa pelajar NU bisa menjadi agen perubahan. Gerakan ini
harus diperluas, tidak hanya di Bojonegoro tetapi juga di daerah lain yang
mengalami krisis serupa. Harapan kami, kepemimpinan yang baru nantinya tetap
membawa semangat perubahan dan kebermanfaatan bagi masyarakat,” jelas Rafli.
Konfercab IPNU XVII &
IPPNU XVIII Bojonegoro diharapkan tidak hanya menghasilkan pemimpin-pemimpin
baru yang kompeten, tetapi juga membangun kesadaran bahwa generasi muda harus
mengambil peran dalam mencari solusi atas permasalahan sosial di sekitarnya.
Dengan langkah sederhana seperti memanfaatkan air hujan, IPNU-IPPNU ingin
menginspirasi bahwa perubahan besar selalu dimulai dari hal kecil.
Dari Konfercab ini,
IPNU-IPPNU Bojonegoro menegaskan bahwa regenerasi pimpinan harus disertai
dengan kepedulian sosial dan aksi nyata untuk kemaslahatan umat.
Baca juga:
- PAC IPNU IPPNU Ngronggot Gelar Doa Bersama Dalam Rangka Harlah Ke-102 NU
- IPNU IPPNU Se-Kecamatan Temayang Siap Menuju Konfercab Bojonegoro
- IPNU IPPNU Ranting Jono Bojonegoro Gelar Rekrutmen Panitia Colourful Ramahan
- Majelis Alumni IPNU Kota Pasuruan Gelar Pelatihan Budidaya Ikan Hias
INFO: Ikuti terus informasi berita terikini dari Media IPNU dengan follow Instagram @mediaipnu. Anda juga bisa ikut berkontribusi mengirimkan esai, opini, atau berita kegiatan IPNU IPPNU di daerah Rekan/Rekanita dengan mengirim email ke redaksimediaipnu@gmail.com atau klik di SINI.