Wayang Sebagai Sarana Penyuluhan, Sampaikan Nilai Kehidupan dalam Setiap Pertunjukan |
MEDIA IPNU - Indonesia merupakan negara yang kaya dengan warisan budaya yang kelokalan dalam menjunjung tinggi seni dan dan nilai-nilai tradisional.Seiring perkembangan zaman sarana dalam melakukan kegiatan penyuluhan semakin kreatif dan interaktif terutama penggunaan kegiatan penyuluhan yaitu wayang.
Wayang yang merupakan kesenian yang berasal dari negara Indonesia bukan
hanya saja menghibur seseorang. Wayang dapat dijadikan kegiatan penyuluhan yang
kreatif dan interaktif dalam menyampaikan kegiatan penyuluhan pada masyarakat
sekitar.
Sejarah telah mencatat bahwa ada seseorang pertama kali melakukan kegiatan
penyuluhan dengan wayang yaitu sunan kalijaga. Sunan kalijaga melakukan
dakwahnya pada masyarakat sekitar dengan seni suaranya,seni tari,seni
karawitan,dan lain-lain. Dalam menyampaikan dakwahnya sunan kalijaga selalu
berpegang prinsip pada al-hikmah da bi qodri uqlihim. Keberhasilan seorang
sunan kalijaga dalam menyampaikan penyuluhan bukan hanya berdasarka
kebijaksanaan,penuh kasih,bertegur sapa,tetapi juga harus bertutur kata yang
bertoleran dan akomodatif terhadap perkembangan budaya ditengah masyarakat
sekitar.
Pastinya wayang ini terdapat nilai kehidupan dalam menyampaikan disetiap
pertunjukan. Dikarenakan wayang memuat etika kehidupan dimana menyampaikan
penyuluhan tersebut dengan menggunakan pedoman yang sebenarnya.
Di mana pedoman yang sebenarnya pada wayang dalam menyampaikan penyuluhan
dengan menggunakan cerita,misalnya cerita wayang purwa lakon dewa ruci cerita
ini mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang baik terutama nilai ketekunan,nilai
kegigihan,dan nilai kepercayaan.
Pada dasarnya nilai kehidupan pada cerita pewayangan untuk menyampaikan
penyuluhan memberikan Gambaran,suri tauladan,ataupun mengarah pada akhlakul
kharimah. Sebagai berikut nilai-nilai kehidupan wayang dalam setiap pertunjukan
saat menyampaikan penyuluhan :
LAKON WAYANG DALAM KONSEP TAUHID
Tauhid Uluhiyah
Tauhid uluhiyah ini mengajarkan kita bahwa tuhan kita satu-satunya termasuk
Allah SWT. Tuhan ini harus disembah ,dan tidak ada bandingan yang lain. Allah
SWT merupakan tempat untuk memohon pertolongan padanya. Sebagai umat muslim
yang baik, pasti tidak memiliki suatu daya, maka sebagai umat muslim pastinya
membutuhkan pertolongan pada Allah SWT.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan lemah yang bertujuan
memerintahkan manusia selalu berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT.
Sebagaimana dalam firman Q.S Al-Fatihah :5 :
إِيَّاك َ نَعۡبُد ُ وَإِيَّاك َ نَسۡتَعِين
Artinya : “Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada engkau kami
memohon”.
Dalam ayat tersebut dikaitkan dengan cerita yang berfokus pada prabu kresna
berdoa pada tuhan yang maha agung untuk menyelamatkan werdukara dan meminta
balasan melalui tuhan kepada kurawa yang telah melakukan perbuatan tipu daya.
Oleh karena itu doa merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap usaha
manusia,berdoa meyakini bahwa Allah SWT akan menentukan dari usaha kita.
Doa dapat diartikan sebagai pujian dan permohonan dalam bentuk ucapan dari
seorang hamba yang kedudukannya rendah pada rabb. Maka seseorang yang tidak
selalu berdoa maka disebut seseorang yang menyombongkan diri. Sebagaimana dalam
firman Q.S Ghafir : 60:
وَقَال َ رَبُّكُم ُ ٱدۡعُونِي ٓ أَسۡتَجِب ۡ لَكُم ۡۚۡ إِن َّ ٱلَّذِين َ يَسۡتَكۡبِرُون
َ عَن ۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُون َ جَهَنَّم َ دَاخَرِين
Artinya : “Dan Tuhanmu Berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku
perkenankan bagimu.Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku
akan masuk neraka jahannan dalam keadaan hina dina”
Penanaman tauhid uluhiyah mengajarkan bahwa seorang penyuluh harus
memberikan nasihat kepada orang yang disuluh apapun permasalahannya dalam diri
hidup kita perlu meminta pertolongan dan berserah diri pada Allah SWT.
Tauhid Rububiyah
Tauhid rububiyah ini mengajarkan bahwa Allah SWT menciptakan dari
ketiadaan. Dialah sang pencipta dan yang lain ialah makhluk ciptaannya. Alam
dan segala isinya mencangkup matahari,bumi,bintang,bulan,galaksi,makhluk yang
berukuran terbesar sampai terkecil,semua merupakan ciptaan Allah SWT. Dapat
dijelaskan bahwa Allah SWT merupakan tuhan semesta alam yang maha pencipta,maha
berkehendak,dan maha berkuasa atas segala sesuatu.
Dapat dilihat cerita nabi Adam dan Siti Hawa yang dihukum oleh Allah SWT
karena memakan buah khuldi oleh karena itu nabi Adam dan Siti Hawa dikeluarkan
dari surga. Ini merupakan siasat iblis untuk menggoda nabi Adam dan Siti Hawa
dengan tujuan mendekati dan memakan buah khuldi. Sebagaimana dalam firman Q.S
Al-Baqarah : 35-36:
وَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا
حَيْثُ شِئْتُمَاۖ وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ
٣ فَاَزَلَّهُمَا الشَّيْطٰنُ عَنْهَا فَاَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيْهِۖ وَقُلْنَا
اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّۚ وَلَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ
اِلٰى حِيْنٍ ٣
Artinya : “Dan kami berfirman, ‘Wahai Adam Tinggalah engkau dan istrimu
di dalam surga dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana
sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu mendekati pohon ini, nanti kamu termasuk
orang yang dzalim. Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga
keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya disana (surga).
Dan kami berfirman, ‘’Turunlah kamu Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain.
Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang
ditentukan”.
Penanaman tauhid rububiyah bahwa seorang penyuluh mengajarkan orang yang
disuluh bahwa manusia harus beribadah kepada Allah SWT karena Allah SWT
pemegang saham tertinggi di seluruh kekuasaannya.
Tauhid Ubudiyah
Tauhid ubudiyah ini mengajarkan bahwa umat manusia harus taat pada Allah
SWT. Ketaatan ini merupakan bentuk pengakuan bahwa kita sebagai umat manusia
patuh atau taat atas perintah Allah SWT yang diberikan. Maka manusia wajib
berbuat sesuai syariat Islam.
Dengan ketentuan Allah SWT,Allah SWT berhak menghukum atau mengazab manusia
saat manusia tidak patuh atau taat dengan perintah Allah SWT. Tauhid ubudiyah
dalam melakukan perintah Allah SWT harus dengan kerelaan hati dan keikhlasan
hatinya dalam menjalankan kewajiban perintah Allah SWT.
Misalnya dalam cerita wayang terutama cerita lakon wayang serat dewa ruci
didalamnya menceritakan bahwa werdukara pulang ke ngarmata setelah melaksanakan
perjalanan jauh untuk mencari air suci prawitasari di bawah gunung
candramuka,lalu prabu kresna mengajak werdukara untuk berpesta pora dengan
tegas werdukara menolak ajakan prabu kresna ini mencerminkan bahwa werdukara
tidak ingin berfoya-foya.
Perbuatan tidak berfoya-foya merupakan bentuk taat pada Allah SWT dan
merupakan bagian dari tauhid ubudiyah. Allah SWT melarang umat muslim untuk
menghamburkan hartanya sebagaimana dalam firman Q.S Al-Isra : 26 :
وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ
تَبْذِيْرًا ٢
Artinya : “Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, (juga kepada) orang
miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros”.
Dalam penanaman tauhid Ubudiyah dapat dijelaskan bahwa seorang penyuluh
mengajarkan orang yang disuluh kejalan yang benar untuk mematuhi perintah Allah
SWT.
NILAI-NILAI SOSIAL LAKON WAYANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Adab menerima tamu
Islam adalah agama yang sempurna,sehingga Islam mengajarkan kebaikan.
Apabila seseorang mengamalkan ajaran kebaikan maka niscaya seseorang tersebut
mendapatkan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain disekitar.Alam
kehidupan sehari-hari dihubungkan dengan manusia yang diatur oleh Allah SWT
demi kemaslahatan dan kebaikan umat.
Salah satu adab dan etika tercemin pada beradab ketika bertamu,
sebagaimana dalam hadits nabi Muhammad SAW bersabda : “Barang
siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhirat, hendaklah ia memuliakan
tamu-tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah Swt dan hari akhirat,
hendaklah ia menjaga hubungan silaturahminya, dan barang siapa yang beriman
kepada Allah Swt dan hari akhirat, hendaklah ia berkata benar, atau lebih baik
diam”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadits tersebut tercemin cerita wayang mahabrata yang berfokus pada sikap
yudistira dan adik-adiknya menyambut atau memberikan kehormatan pada prabu
harimurti dan kresna. Prabu yudistira mempersilahkan prabu harimurti dan kresna
kedalam istana dan mempersilahkan duduk ini merupakan pencerminan dalam adab
bertamu dengan baik.
Balas budi
Sesungguhnya bagian dari akhlak umat manusia adalah berbalas kebaikan. Hal
ini sesuai ajaran nabi Muhammad SAW yang bersabda “Barang siapa yang diperlakukan
dengan baik oleh seseorang maka ia hendaknya membalas kebaikan itu sebanding
dengan apa yang diterimanya” (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).
Dapat diceritakan pada wayang serat dewa ruci yang berfokus pada tokoh sang
Hyang Endra dan Batara ayu dikutuk menjadi raksasa bernama Rukmukala dan Rukmuka
oleh sang Hyang Guru. Kutukan tersebut berhasil dilepas apabila manusia dapat
mengalahkan dua raksasa tersebut akhirnya dua raksasa tersebut dapat dikalahkan
Werdukara. Sebagai kebaikan Werdukara telah melepaskan kutukan tersebut Sang
Hyang Endra dan Batara Ayu membalas kebaikan Werdukara. Balas kebaikan Sang
Hyang Endra dan Batara Ayu memberikan nasihat apa yang dicari Werdukara. Maka
disarankan Werdukara kembali ke Astina. Dari penggalan cerita tersebut dapat
dijelaskan bahwa ini merupakan percerminan balas kebaikan ditiap perbuatan
manusia.
Dapat dijelaskan dari beberapa uraian bahwa nilai-nilai kehidupan ditiap
pertunjukan wayang dan dapat dijadikan sebagai sarana kegiatan penyuluhan
dikalangan masyarakat sekitar.
Penulis: Angel Cahya Raudhatul Jannah (Mahasiswa UIN Jakarta)
Baca juga:
- Sistem Komunikasi Indonesia: Peran Media Sosial dalam Membentuk Opini Publik
- Konferwil IPNU Jatim 2024 di Bawean: H-3, Bakal Calon Ketua Masih Misterius
- PC IPNU IPPNU Sukoharjo Koordinasi Persiapan Makesta SMP IT Al-Anis
- CBP KPP dan IPNU IPPNU Sukoharjo Ikuti Pelatihan Relawan Siaga Bencana