Ilustrasi: atestlaws.com |
MEDIA IPNU - Stres adalah bagian dari kehidupan manusia yang tak terelakkan, terutama di tengah tekanan kehidupan modern. Namun, Islam sebagai agama yang sempurna menawarkan solusi holistik untuk mengelola stres, baik secara spiritual, emosional, maupun fisik.
Dengan berpegang pada prinsip-prinsip
Al-Qur'an dan sunnah, umat Muslim dapat menemukan cara yang efektif untuk
menghadapi tekanan hidup tanpa kehilangan ketenangan jiwa.
Stres adalah respons tubuh terhadap tekanan
atau tantangan yang dihadapi. Data dari World Health Organization (WHO)
menunjukkan bahwa stres kronis dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental
seperti depresi dan kecemasan, yang memengaruhi lebih dari 280 juta orang di
seluruh dunia. Dalam konteks Islam, stres sering kali terkait dengan
ketidakseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, dan
lingkungan.
Dalam Islam, stres bukanlah sesuatu yang
tabu, melainkan ujian dari Allah SWT untuk mengukur kesabaran dan keimanan
seseorang. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2): 286:
"Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya." Ayat
ini mengajarkan bahwa setiap ujian, termasuk stres, dapat diatasi karena Allah
tidak memberikan beban di luar kemampuan hamba-Nya.
Islam menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk mengelola stres, mencakup dimensi spiritual, emosional, dan
sosial.
1.
Memperkuat hubungan dengan
Allah SWT
Kedekatan dengan Allah adalah kunci utama
untuk mengelola stres. QS. Ar-Ra’d (13): 28 menyatakan: "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tenteram."
Cara memperkuat hubungan dengan Allah
meliputi:
·
Salat: Melaksanakan salat
dengan khusyuk memberikan ketenangan jiwa. Sebuah studi dalam Journal of
Religion and Health menunjukkan bahwa ibadah rutin dapat mengurangi gejala
stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
·
Dzikir dan Doa:
Dzikir, seperti membaca "Subhanallah," "Alhamdulillah," dan
"Allahu Akbar," membantu menenangkan pikiran. Doa juga menjadi sarana
untuk memohon kekuatan kepada Allah.
2. Tawakkal
dan ikhlas
Tawakkal adalah
menyerahkan hasil dari segala usaha kepada Allah setelah berusaha maksimal. QS.
At-Talaq (65): 3 menegaskan: "Barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Dia akan
mencukupkan keperluannya." Ikhlas dalam
menerima takdir Allah juga membantu mengurangi beban pikiran dan menumbuhkan
rasa syukur.
3. Menjaga
keseimbangan hidup
Islam mendorong
umatnya untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atas
dirimu, matamu memiliki hak atas dirimu, dan keluargamu memiliki hak atas
dirimu." (HR. Bukhari).
Keseimbangan ini
meliputi:
·
Tidur yang cukup:
Kesehatan fisik sangat penting untuk mengatasi stres.
·
Olahraga: Aktivitas
seperti berjalan kaki atau berkuda, sebagaimana dicontohkan Rasulullah,
bermanfaat untuk mengurangi ketegangan.
4. Berinteraksi
dengan lingkungan sosial
Berbagi masalah
dengan orang-orang terpercaya atau bergabung dalam komunitas Islam dapat membantu
meringankan beban pikiran. QS. Al-Maidah (5): 2 mendorong umat untuk
tolong-menolong dalam kebaikan.
5. Berbuat
baik kepada orang lain
Studi psikologi
menunjukkan bahwa memberi kepada orang lain dapat meningkatkan hormon
kebahagiaan. Dalam Islam, bersedekah adalah salah satu cara efektif untuk
meredakan stres. Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah itu dapat
memadamkan dosa seperti air memadamkan api." (HR. Tirmidzi).
Kisah Nabi
Muhammad SAW menjadi teladan dalam menghadapi tekanan hidup. Ketika menghadapi
boikot ekonomi oleh kaum Quraisy atau saat kehilangan Khadijah, Nabi tetap
sabar dan terus berdoa kepada Allah. Beliau mengajarkan bahwa menghadapi ujian
dengan tawakkal dan kesabaran adalah kunci untuk mengelola stress.
Manajemen stres dalam Islam adalah proses yang mengintegrasikan spiritualitas, emosi, dan hubungan sosial. Dengan memperkuat iman, tawakkal, menjaga keseimbangan hidup, dan berbuat baik kepada sesama, umat Muslim dapat mengatasi stres dengan cara yang efektif dan bermakna.
Islam mengajarkan bahwa setiap ujian adalah peluang
untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas hidup. Mari
jadikan ajaran ini sebagai panduan untuk mencapai ketenteraman jiwa di tengah
hiruk-pikuk kehidupan.
Penulis: Deva Nurfajrin (mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Baca juga:
- Tuhan Kasih Ketika Kita Sudah Siap
- Perempuan Dengan Segala Ketakutannya
- Kekerasan Terhadap Perempuan: Tantangan Modern dan Solusi Islami
- Pemuda Berkualitas di Era Perkembangan Zaman
INFO: Ikuti terus informasi berita terikini dari Media IPNU dengan follow Instagram @mediaipnu. Anda juga bisa ikut berkontribusi mengirimkan esai, opini, atau berita kegiatan IPNU IPPNU di daerah Rekan/Rekanita dengan mengirim email ke redaksimediaipnu@gmail.com atau klik di SINI.