Mahasiswa Agen Perubahan, Amalkan Nilai-Nilai Islam Menuju Khaira Ummah

Mahasiswa Agen Perubahan, Amalkan Nilai-Nilai Islam Menuju Khaira Ummah
Ilustrasi

MEDIA IPNU - Sebagai seorang mahasiswa, saya percaya bahwa kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Dalam konteks keislaman, peran kita tidak hanya terbatas pada pencapaian akademis saja, tetapi juga mencakup kontribusi sosial, moral, dan spiritual. Kita diingatkan oleh Al-Qur'an dalam surat Ali 'Imran ayat 110,

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ ۝١١٠

Ayat tersebut menegaskan, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kamu menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar”. Ayat ini seharusnya menjadi pedoman bagi kita untuk berperan aktif dalam mengajak kebaikan dan mencegah keburukan terutama pada lingkungan sekitar kita.

Salah satu cara untuk menjalankan peran ini adalah dengan menjadi teladan. Dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswa harus menunjukkansikap positif. Integritas, kejujuran, dan rasa hormat adalah nilai-nilai yang harus kita terapkan.

Dengan menjadi contoh yang baik, kita dapat memengaruhi lingkungan sekitar dan menginspirasi generasi muda untuk mengikuti jejak yang sama. Dalam banyak kasus, perubahan dimulai dari individu; ketika kita berperilaku baik, kita dapat menciptakan dampak positif yang lebih luas.

Selain itu, kita juga harus aktif dalam mengajak orang lain kepada kebaikan. Dengan pengetahuan yang kita peroleh di kampus, kita memiliki kesempatan untuk menyebarluaskan nilai-nilai positif melalui berbagai saluran, seperti mengadakan seminar, diskusi kelompok, atau program literasi dapat kita lakukan untuk meningkatkan kesadaran sosial dalam masyarakat. Ini bukan hanya  tanggung  jawab  para pemimpin, tetapi semua mahasiswa juga harus  merasa terlibat dalam proses ini.

Aktivisme sosial juga merupakan aspek penting dari peran kita. Dalam sejarah, mahasiswa sering kali menjadi pelopor dalam gerakan sosial yang memperjuangkan keadilan dan hak  asasi  manusia. Kita tidak  boleh ragu  untuk bersuara ketika melihat  ketidakadilan.

Dengan berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan atau gerakan sosial, kita dapat menyalurkan energi dan idealisme kita untuk menciptakan perubahan yang nyata. Menolak keburukan dan memperjuangkan  keadilan  adalah  bagian  dari  tanggung  jawab  moral  kita sebagai seorang Muslim.

Di era digital ini, media sosial menjadi alat yang sangat efektif untuk menyebarkan pesan kebaikan dan menggalang dukungan. Mahasiswa perlu memanfaatkan platform ini untuk menyuarakan isu-isu penting, berbagi informasi, dan mengedukasi masyarakat tentang berbagai topik.

Dengan menggunakan media sosial secara bijak, kita dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan menciptakan diskusi yang konstruktif.  Misalnya, kita bisa mengadakan kampanye online untuk meningkatkan kesadaran tentang pendidikan, kesehatan mental, atau isu-isu lingkungan. Konten yang positif dan informatif dapat menarik perhatian dan menginspirasi orang lain untuk ikut berpartisipasi dalam perubahan.

Namun, kita juga harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Informasi yang tidak akurat atau hoaks dapat menyebar dengan cepat dan dapat merusak reputasi individu atau  kelompok.  Oleh karena  itu,  penting  bagi  mahasiswa  untuk  memverifikasi  informasi sebelum membagikannya dan selalu menyampaikan pesan dengan cara yang sopan dan profesional. Selain itu, kita harus siap untuk mendiskusikan perbedaan pendapat dengan cara yang konstruktif, menghindari konflik yang tidak perlu, dan menciptakan ruang untuk dialog yang sehat.

Sebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa juga memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam kesejahteraan lingkungan sekitar melalui kegiatan pengabdian masyarakat, seperti bakti sosial dan pelatihan keterampilan. Dalam Islam, membantu sesama merupakan amal yang sangat dianjurkan. Dengan berkontribusi, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga membangun jaringan sosial yang kuat dan saling mendukung.

Pengembangan diri dan keterampilan kepemimpinan juga sangat penting bagi mahasiswa.  Proses belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui pengalaman dan interaksi sosial. Keterampilan komunikasi, kerja sama, dan kepemimpinan sangat penting untuk dipelajari. Dalam menjalani peran ini, kita harus mengedepankan nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan amanah. Ini sangat relevan dengan firman Allah dalam QS. An-Nisa: 58

۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًا ۢ بَصِيْرًا

Ayat tersebut menekankan pentingnya menyampaikan amanah dan menetapkan hukum dengan adil.

Dalam kesimpulannya, mahasiswa memiliki peran yang sangat penting sebagai agen perubahan. Dengan memahami dan menghayati nilai-nilai Islam, kita tidak hanya dapat menjalankan peran akademis, tetapi juga berkontribusi secara sosial dan moral.

Kita harus proaktif, menjadi teladan, dan terus berjuang untuk kebaikan. Dengan memanfaatkan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab, kita dapat memperluas pengaruh kita dan menciptakan dampak positif yang lebih besar.

Mari kita jadikan perjalanan kita sebagai mahasiswa sebagai kesempatan untuk berkontribusi dan membawa perubahan yang berarti bagi umat dan masyarakat.

Penulis: Melia Santi (mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Baca juga:

INFO: Ikuti terus informasi berita terikini dari Media IPNU dengan follow Instagram @mediaipnu. Anda juga bisa ikut berkontribusi mengirimkan berita kegiatan IPNU IPPNU di daerah Rekan/Rekanita dengan mengirim email ke redaksimediaipnu@gmail.com atau klik di SINI.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama