Wahyu Pertama Nabi Muhammad dan Apasih Definisi Wahyu? |
MEDIA IPNU - Wahyu
Pertama Nabi Muhammad dan Apasih Definisi Wahyu? Wahyu pertama Nabi Muhammad
adalah pengalaman ketika ia menerima wahyu dari Allah melalui Malaikat Jibril.
Peristiwa ini terjadi di Gua Hira, sebuah gua di pegunungan dekat Mekah, pada
bulan Ramadan.
Ketika Nabi Muhammad
berada di gua itu dalam meditasi dan ibadah, tiba-tiba Malaikat Jibril datang
kepadanya dan menyampaikan perintah Allah, "Bacalah!" Nabi Muhammad
menjawab bahwa ia tidak pandai membaca. Kemudian Malaikat Jibril memeluknya
erat hingga ia merasa sangat berat dan kemudian melepaskannya seraya berkata,
"Bacalah!" Nabi Muhammad menjawab, "Aku tidak pandai
membaca."
Malaikat Jibril melakukan
pelukan untuk ketiga kalinya dan kemudian membacakan beberapa ayat pertama dari
surat Al-'Alaq (Surah ke-96) yang berisi perintah untuk membaca dengan menyebut
nama Tuhan Yang Menciptakan manusia dari segumpal darah. Setelah menyampaikan
ayat-ayat ini, Malaikat Jibril pergi, dan Nabi Muhammad sangat terguncang
dengan pengalaman tersebut.
Wahyu ini merupakan
permulaan dari perjalanan kenabian Nabi Muhammad, di mana setelah itu,
wahyu-wahyu Allah terus mengalir kepadanya selama beberapa tahun ke depan, yang
kemudian ditulis dan dihimpun menjadi kitab suci umat Islam, Al-Quran.
Wahyu-wahyu ini membimbing Nabi Muhammad dalam mengajarkan ajaran Islam dan
memberikan petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Definisi Wahyu
Mungkin, kata “wahyu”
sendiri sudah sangat familiar bagi umat Islam di dunia. Dalam menjelaskan
pengertian wahyu sendiri, para ulama banyak yang berbeda pendapat. Ada yang
mengatakan bahwa wahyu itu sebuah isyarat, petunjuk naluriah, ilham dan lain
sebagainya. Tentu, pendapat para ulama tentang pengertian dari kata wahyu
memiliki dasar yang kuat. Seperti keilmuan serta hasil refleksi dari Al-Qur’an
yang kompeten.
Masalah yang paling
mendasar dalam keyakinan Qur’ani adalah tentang pembahasan wahyu, pengenalan
wahyu dan cara terjalinnya hubungan antara yang Maha Tinggi dengan materi yang
rendah (Tuhan dengan hamba)? Beberapa pernyataan dan pertanyaan tersebut,
mengungkapkan bahwa masalah yang urgent dalam keimanan terhadap Al-Qur’an
merupakan pembahasan tentang wahyu. Untuk memahami tentang wahyu agar mudah
dimengerti, penulis akan menjelaskan arti dari kata wahyu secara sederhana.
Wahyu sendiri secara
bahasa memiliki banyak arti, seperti isyarat, petunjuk naluriah, ilham,
risalah, berita dan lain sebagainya. Menurut Raghib Ishfahani, wahyu adalah
isyarat yang cepat. Sedangkan menurut Abu Ishaq, wahyu adalah pemberitahuan
secara rahasia. Dalam Al-Qur’an, kata wahyu memiliki empat arti, yaitu:
1. Isyarat secara rahasia
Ini merupakan pengertian
wahyu secara kebahasaan yang mengungkapkan bahwa arti kata wahyu adalah sebuah
isyarat yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu. Seperti kisah Nabi
Zakariya dalam Q.S. Maryam ayat 11: “Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya,
lalu itu memberi syarat kepada mereka. Hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi
dan petang”.
2. Petunjuk naluriyah
Merupakan
petunjuk-petunjuk bersifat naluriah yang berada dalam diri semua makhluk hidup.
Semua materi yang ada di dunia ini baik itu benda padat, benda cair, tumbuhan,
hewan, manusia memiliki sifat-sifat naluriah. Dengan sifat naluriah tersebut,
mereka semua memiliki insting dalam melakukan suatu hal tanpa disadari.
Contohnya, seperti manusia yang merasakan lapar, maka tanpa harus berfikir
panjang akan langsung mencari makanan untuk dimakan.. Hal tersebut merupakan
salah satu contoh wahyu yang memiliki arti petunjuk naluriah.
3. Ilham (bisikan ghoib)
Kadangkala manusia
menerima pesan, tetapi tidak tahu asal pesan itu dari mana. Biasanya pesan ini
muncul pada saat kondisi terdesak, ketika ia merasa telah menapaki jalan buntu.
Pada saat kondisi tersebut, tiba-tiba muncul sebuah pesan yang tidak diketahui
dari mana asalnya datang memberi sebuah harapan dan titik terang atas jalan
buntu yang dialami. Pesan-pesan seperti ini adalah suara ghaib yang membantu
manusia dari balik layar wujud. Inilah bentuk inayah sang Pencipta untuk alam
semesta.
4. Wahyu risali
Wahyu ini hanya dimiliki
oleh seorang Nabi. Para Nabi adalah orang-orang terpilih yang telah mencapai
derajat tertentu dan telah mempersiapkan diri dalam menerima wahyu. Bila mana
ketiga konteks wahyu di atas hanya untuk diri pribadi, maka konteks wahyu
risali ini bertujuan untuk disebarkan kepada umat manusia.
Penulis : Pena_Santri
Baca juga: cakarif.my.id
- Antara Kebenaran dan Kebaikan, Mana Yang Harus Didahulukan?
- Komitmen Berorganisasi Kader IPNU IPPNU, Refleksi Prinsip Komunikasi dan Kolaborasi
- Eksplorasi Peran CBP KPP Sebagai Relawan Pelajar Nusantara
- Asa Dibalik Pulihnya Pengkaderan IPNU IPPNU
Wahyu Pertama Nabi Muhammad dan Apasih Definisi Wahyu? Ini Wahyu Pertama Nabi Muhammad dan Apasih Definisi Wahyu? Info Wahyu Pertama Nabi Muhammad. Tentang Wahyu Pertama Nabi Muhammad. Wahyu Pertama Nabi Muhammad.