Menyoal Fungsionalitas Media IPNU IPPNU; Sebagai Ajang Pencitraan atau Media Dakwah? |
MEDIA IPNU - Menyoal Fungsionalitas Media IPNU IPPNU; Sebagai Ajang Pencitraan atau Media Dakwah? Social media nampaknya bukan hal yang asing di telinga kita. Hampir setiap hari kita bergelut dengan hal ini, mulai dari urusan yang remeh-temeh hingga yang paling penting sekalipun. Dan tugas yang kita emban sebagai pelajar untuk menghadapi ini tentu tidak mudah. Butuh banyak pengetahuan agar kita tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang bisa membawa kita pada perkara-perkara negatif yang ada di dalamnya.
Meski sudah menginjak
usia 69 tahun, nampaknya fungsionalitas social media di tubuh organisasi Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ (IPPNU)
masih menjadi PR tersendiri. Hampir sebagian besar media yang ditawarkan baik
atas nama official atau un-official masih belum bisa dikatakan sebagai media
“dakwah” seperti yang diharapkan oleh banyak orang.
Bahkan, ada banyak sekali
akun-akun di social media—khususnya instagram—media IPNU-IPPNU yang
dimanfaatkan sebagai ajang pencitraan para penggunanya, dengan hanya
menampilkan sosok yang ada dibaliknya berlabel ucapan selamat dan sukses,
ucapan selamat pada hari-hari besar dan lain-lain.
Cukup mengkhawatirkan
memang, mengingat yang menjadi subjek atau pelaku pada hal ini adalah seorang
pelajar yang tumbuh dan berkembang di zaman millenial—atau yang lebih dikenal
dengan generasi Gen Z—yang memiliki kapasitas pemahaman yang matang dan optimal
soal media social. Dengan begitu, harusnya mereka yang lebih tahu soal media.
Sebenarnya dari tubuh
internal sendiri sudah mengadakan berbagai pelatihan seperti seminar,
lokakarya, pelatihan, atau hanya sekadar sharing media yang menjelaskan tentang
persoalan ini, mulai dari pemanfaatan media di kalangan IPNU-IPPNU, manajemen
media dan lain sebagainya. Namun karena tidak bersifat tertulis dan dilakukan
atas dasar kepekaan dan kemauan saja, pada akhirnya akan berakhir dan menjadi
cerita sebab sistem regenerasi kepengurusan yang begitu cepat dan dinamis.
Maka, sudah sepatutnya
bagi para pimpinan IPNU-IPPNU di tingkatan pusat untuk menjawab persoalan ini,
tentang bagaimana mereka bisa mengakomodir dan memberikan intruksi kepada
seluruh media yang ada di tingkatan bawah dengan melahirkan aturan baku dan
standarisasi media yang nantinya akan diikuti oleh seluruh pimpinan IPNU-IPPNU
di bawahnya, karena hanya dengan demikian, media IPNU-IPPNU bisa terkonsep
secara sistematis dan hierarkis dan tidak hanya dimanfaatkan.
Penulis: M Hasan
Alkafrowi (AnggotaIPNU Kabupaten Nganjuk)
Baca juga: cakarif.my.id
- Rapimwil IPNU Jatim, Irfan Ingin Pembaharuan Kultur Organisasi
- PW IPPNU Jatim Periode 2022-2025 Resmi Dilantik
- PAC IPNU IPPNU Tanjungbumi Bangkalan Sukses Lahirkan Generasi Penerus
- IPNU Masa Depan Ansor dan Ansor Masa Depan NU
- Ketua IPNU Wates Blitar: Kader Harus Berintegritas dan Militan