Guru sedang mengajar siswa-siswi di sekolah. (Sumber: tanjungpinangpos.co.id) |
MEDIA IPNU - Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Materi khutbah Jumat kali ini mengangkat tema tentang bagaimana menjadi seorang guru yang baik. Menjadi guru merupakan tugas yang mulia sampai ada istilah “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.” Menjadi guru bukan hanya mengajar agar para peserta didik menjadi pintar. Lebih dari itu, tugas guru adalah mendidik agar para peserta didik menjadi baik.
Teks khutbah Jumat
berikut ini dengan judul “Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan
Mendidik.” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print
berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga
bermanfaat!
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ،
وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ
عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه
لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا
الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ
لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا
قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ
اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah,
Tiada kata yang tepat
kita ungkapkan kecuali kalimat Alhamdulillahi rabbil alamin yang menjadi wujud
rasa syukur kita kepada Allah swt atas nikmat yang tak bisa kita hitung satu
persatu dan terus mengalir dalam kehidupan kita ini. Dengan syukur, kita akan
terus merasakan kenikmatan yang terus bertambah dan bisa kita memaksimalkannya
untuk menjalankan misi utama kita di dunia yakni beribadah kepada Allah swt.
Selain bersyukur, pada
momentum yang penuh berkah ini, mari kita juga senantiasa menguatkan ketakwaan
kepada Allah swt dengan sekuat kemampuan kita menjalankan segala perintah Allah
dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya. Ketakwaan ini harus terus disemai
dalam diri kita untuk menjadi rambu-rambu agar tidak jauh dari jalan yang telah
ditetapkan oleh Allah swt.
Keimanan dan ketakwaan
yang terus kita kuatkan ini juga harus terus kita tanamkan kepada anak-anak
kita para generasi penerus peradaban di masa yang akan datang. Kita sudah
merasakan bagaimana dunia saat ini sangat cepat sekali mengalami perubahan.
Untuk menghadapinya, sangat penting untuk membekali mereka dengan keteguhan
iman dan takwa dan juga bekal akhlak dan karakter mulia. Dan ini lah yang
menjadi misi utama para pendidik atau guru.
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah,
Menjadi seorang guru
adalah profesi dan tugas yang sangat mulia. Guru merupakan sumber ilmu yang
akan diserap oleh para murid sebagai
bekal menghadapi masa depan. Dari keuletan guru lah, karakter generasi muda
akan terbentuk dan mewujudkan sebuah peradaban yang mulia. Guru menjadi tumpuan
dalam menjadikan generasi yang berilmu dan berakhlak sebagaimana misi utama
Nabi Muhammad sebagai guru umat Islam yang termaktub dalam haditsnya:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ
مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
Artinya, “Sesungguhnya,
aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak” (HR Ahmad).
Hadits ini adalah bukti
otentik bahwa Nabi Muhammad lahir sebagai pembawa Islam yang penuh rahmat dan
perbaikan akhlak. Dengan akhlak yang mulia ini pula yang menjadi salah satu
faktor suksesnya dakwah Nabi Muhammad saw sehingga bisa menyebar cepat ke
berbagai penjuru dunia. Mulianya akhlak Nabi telah disebutkan dalam Al-Qur’an
surat Al-Qalam ayat 4:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya, “Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur” (QS
Al-Qalam: 4).
Dari hal ini kitab isa
mengetahui bahwa misi seorang guru adalah bukan hanya mengajar agar para
peserta didik menjadi pintar. Namun guru juga memiliki tugas dan misi mendidik
agar para peserta didik menjadi baik. Terlebih di era modern dengan pola gaya
hidup yang mengarah kepada hedonisme dan penghambaan kepada materi. Ditambah
lagi dengan perkembangan teknologi yang lambat laun merubah pola pikir dan
perilaku masyarakat khususnya para generasi muda. Peran dan tugas guru semakin
berat untuk tidak sekedar mencerdaskan murid namun juga membekali mereka dengan
akhlak dan karakter mulia.
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah,
Freepik |
Menjadi guru yang baik
bukanlah berorientasi kepada materi duniawi. Menjadi guru yang baik bukan hanya
sekedar datang ke kelas menyampaikan materi pelajaran untuk mengisi asupan otak
murid saja. Guru bukan hanya menjadi fasilitator dalam pembelajaran siswa dan
siswi. Namun lebih dari itu, menjadi pendidik harus secara utuh mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan melakukan evaluasi.
Guru harus benar-benar
berkomitmen menjadi pendidik yang melaksanakan tugas dari dalam hati dan
memberi asupan batin serta lebih peduli pada akhlak murid. Akan menjadi hambar
ketika seorang yang berprofesi sebagai seorang guru hanya berkutat pada
administrasi dan nilai di atas kertas tanpa melihat perubahan akhlak para
generasi muda. Sehingga penting untuk menjadi seorang guru yang mengajar dari
dalam hati, bukan mengajar hanya karena gaji.
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah,
Untuk menjadi guru yang
ideal, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional juga sudah menyebutkan tugas utama guru
yakni mendidik, membimbing, mengajar, menilai, melatih, dan mengevaluasi
peserta didik mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan formal.
Untuk melaksanakan tugas
ini, ada 4 kompetensi atau kemampuan yang harus dimiliki guru yakni pertama
kompetensi kepribadian. Kompetensi ini adalah kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa, mantap,
stabil, berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta
didik.
Kedua adalah kompetensi
pedagogis yakni kemampuan seorang guru dalam memahami peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik, dan
evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang mereka
miliki.
Ketiga adalah kompetensi
sosial yakni kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul dengan tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik,
dan masyarakat. Dan keempat adalah kompetensi profesional yakni penguasaan
terhadap materi pembelajaran dengan lebih luas dan mendalam. Mencakup
penguasaan terhadap materi kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu yang
menaungi materi pembelajaran dan menguasai struktur serta metodologi
keilmuannya.
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah,
Jika kemampuan ini
dimiliki oleh para guru maka tugas mengajar dan mendidik akan bisa dilakukan
dengan baik. Ditambah lagi dengan keikhlasan niat dalam menjalankan misinya.
Niat menjadi sangat penting untuk menjadi pondasi yang akan membentuk bangunan
yang kokoh. Rasulullah bersabda:
عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ
وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ
فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا
أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: Dari Umar ra,
bahwa Rasulullah saw bersabda, "Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang
hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang
hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka
hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah," (HR Bukhari Muslim).
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah,
Guru adalah sosok
dianugerahi Allah swt ilmu, yang bukan saja diperuntukkan untuk dirinya
sendiri. Namun lebih dari itu, guru adalah sosok yang memberikan ilmunya pada
orang lain. Sehingga tak heran posisi guru di tengah masyarakat memang
ditempatkan pada posisi yang baik. Hal ini selaras dengan firman Allah swt
tentang kemuliaan yang diperoleh bagi mereka yang memiliki ilmu dalam Al-Qur’an
Surat Al-Mujadilah ayat 11:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا
اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ
وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ
وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
١١
Artinya: Wahai
orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di
dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan
mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Semoga kita dianugerahi
guru-guru yang hebat yang mampu membimbing para generasi muda yang memiliki
karakter dan akhlak mulia ditambah dengan kecerdasan dalam berbagai disiplin
ilmu pengetahuan sebagai modal menghadapi keras dan derasnya perubahan zaman.
Semoga Allah mengijabah doa dan harapan kita semua. Amin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ
فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ
الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ
لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ
لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ .اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ
وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ
Penulis: H Muhammad Faizin,
Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Sumber: NU Online
Baca juga: Forum Media IPNU
- Syaikhona Kholil Belum Pahlawan, Meski Tuntas di Dewan Gelar
- Bank Mandiri Buka Loker Lulusan S1 untuk 3 Posisi Berikut
- Santri Harus Berpikiran Maju!
- Pengurus PKPT IPNU IPPNU IAI TABAH Lamongan Resmi Dilantik
- Ahmad Khoironi dan Ela Nadiana Pimpin PAC Jombang Jember
- PAC IPNU IPPNU Menes Pandeglang Resmi Dilantik
Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Ini Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Info Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Jika Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Maka Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Namun, Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Lalu Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik.
Ini Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Info Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Jika Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Maka Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Jadi, Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Misalnya Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Tentang Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik.
Jika Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Maka Khutbah Jumat: Menjadi Guru yang Mengajar dan Mendidik. Lalu Khutbah Jumat: Menjadi Guru. Tentang Khutbah Jumat: Menjadi Guru. Ini Khutbah Jumat: Menjadi Guru. Info Khutbah Jumat: Menjadi Guru. Jika Khutbah Jumat. Maka Khutbah Jumat. Ini Khutbah Jumat. Info Khutbah Jumat. Tentang Khutbah Jumat. Jika Khutbah Jumat. Ini Khutbah Jumat. Lalu Khutbah Jumat. Jadi, Khutbah Jumat. Ini Khutbah Jumat. Tentang Khutbah Jumat. Jika Khutbah Jumat.