Ilustrasi Bulan Rabiul Akhir | NU Online |
MEDIA IPNU - Khutbah Jumat: Belajar dari Peristiwa Penting pada Rabiul Akhir. Khutbah kali ini berisi sejumlah peristiwa di Bulan Rabiul Awwal berikut hikmahnya. Khutbah Jumat kali ini mengangkat tema tentang bulan Rabi’ul Akhir atau yang biasa juga disebut sebagai Rabi’uts Tsani. Melalui khutbah ini, para jamaah diingatkan dengan beberapa kejadian penting sejarah yang bisa diambil ibrah dan hikmahnya. Belajar dari sejarah menjadi penting untuk menjadi modal untuk terus bergerak mewujudkan kehidupan yang lebih maju. Dengan sejarah, kita bisa belajar dan mencontoh keberhasilan para pendahulu dan berusaha menghindari kegagalan yang telah dilakukan orang-orang sebelum kita.
Teks khutbah Jumat berikut ini dengan judul “Khutbah
Jumat: Belajar dari Peristiwa Penting di Bulan Rabiul Akhir.” Untuk
mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna
merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga
bermanfaat!
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ
نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى
أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ
لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ.
اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ
نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Menjadi sebuah keniscayaan bagi kita umat Islam
untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt.
Dengan keimanan, kita akan menjadi umat yang kuat dalam memegang prinsip dan
keyakinan akidah serta mampu menjadi umat Islam yang semakin kuat dalam
menjalankan ibadah.
Dengan ketakwaan kita akan senantiasa berada pada
jalur serta senantiasa taat pada aturan yang telah ditentukan dalam agama
dengan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Iman dan
takwa menjadi modal penting dalam meneguhkan keislaman sehingga kita tidak akan
menghadap Allah swt kecuali dalam keadaan Islam. Allah menegaskan perintahnya
dalam Al-Qur’an surat Al Imran ayat 102:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam”.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Saat ini kita sudah memasuki bulan Rabiul Akhir
atau ada yang menyebutnya dengan Rabi‘uts Tsani. Bulan ini adalah bulan ke-4
dalam kalender Hijriah yakni setelah bulan Rabiul Awwal dan sebelum bulan
Jumadil Ula. Para ulama menyebut bahwa yang pertama kali memberi nama bulan ini
dengan sebutan Rabiul Akhir adalah buyut kelima Rasulullah saw bernama Kilab
bin Murrah.
Pemberian nama ini terkait dengan peristiwa alam
yakni musim rabi‘ atau musim semi yang terjadi di Jazirah Arab. Pada musim rabi’,
tanaman dan rerumputan tumbuh subur dan pepohonan berbuah. Musim rabi’ ini
sering berlangsung selama dua bulan sehingga muncullah dua nama bulan yakni
Rabiul Awwal dan Rabiul Akhir.
Jika Rabiul Awwal merupakan bulan yang identik
dengan peristiwa lahirnya Nabi Muhammad saw, Rabiul Akhir juga memiliki
beberapa peristiwa penting yang bisa diambil hikmahnya.
Di antaranya adalah penurunan Surat al-Hasyr
(pengusiran) yang disebabkan upaya pembunuhan kepada Rasulullah yang dilakukan
oleh kaum Yahudi bani Nadir. Kaum ini adalah kaum yang pertama dikumpulkan dan
diusir dari Madinah. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 2:
هُوَ الَّذِيْٓ اَخْرَجَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا
مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِاَوَّلِ الْحَشْرِۗ
Artinya: “Dialah yang mengeluarkan orang-orang
yang kufur di antara Ahlulkitab (Yahudi Bani Nadir) dari kampung halaman mereka
pada saat pengusiran yang pertama.”
Para ahli tafsir menyebut bahwa pengusiran
terhadap kaum Yahudi itu terjadi karena dua hal yakni kepemimpinan Rasulullah
yang tegas dan keridaan Allah terhadap umat muslim.
Peristiwa lainnya yang terjadi pada Rabiul Akhir
selanjutnya adalah sejarah diutusnya Khalid ibn al-Walid oleh Rasulullah saw
kepada Bani al-Harits ibn Ka‘b pada tahun 10 Hijriah. Berkat perjuangan Khalid,
Bani al-Harits ibn Ka‘b masuk Islam.
Selain itu beberapa peperangan di zaman Nabi juga
pernah terjadi pada bulan ini. Di antaranya adalah perang Dzat ar-Riqa pada
tahun ke-4 Hijriah, perang al-Ghabah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saw
pada tahun ke-6 Hijriah, dan perang al-Ghamr yang dipimpin oleh ‘Ukasyah ibn
Mihshan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dari peristiwa yang terjadi di bulan Rabiul Akhir
ini, mungkin kita bertanya-tanya, kenapa Nabi Muhammad sering melakukan peperangan?.
Perlu diketahui, bahwa peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah adalah bukan
memulai perang. Namun peperangan yang dilakukan oleh Nabi adalah dalam rangka
membela diri. Saat di Makkah, Allah swt malah
memerintahkan Nabi untuk tidak melawan.
Namun setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad dan
pengikutnya diizinkan untuk berperang melawan orang-orang yang selama ini
memerangi kaum Muslimin. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al Hajj ayat
39:
اُذِنَ لِلَّذِيْنَ يُقَاتَلُوْنَ بِاَنَّهُمْ
ظُلِمُوْاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى نَصْرِهِمْ لَقَدِيْرٌ ۙ
Artinya: “Diizinkan (berperang) kepada orang-orang
yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Sesungguhnya Allah
benar-benar Mahakuasa membela mereka.”
Selain untuk membela diri, terjadinya peperangan
di zaman Nabi adalah untuk memberi pelajaran terhadap musuh yang mencari
gara-gara atau bersekongkol mengganggu umat Islam meskipun sudah ada perjanjian
atau kerja sama. Peperangan ini adalah untuk melakukan penertiban atau
penghukuman agar perjanjian yang telah dilakukan tidak dilanggar.
Peperangan di zaman nabi juga terjadi guna
menggagalkan rencana musuh yang mengancam keselamatan kaum muslim.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Selain diizinkannya Nabi Muhammad berperang dalam
rangka membela diri, Allah juga telah menurunkan firmanNya kepada Nabi Muhammad
untuk menjadi pelindung semua golongan termasuk mereka yang berbeda agama. Hal
ini termaktub dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 6:
وَاِنْ اَحَدٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ اسْتَجَارَكَ
فَاَجِرْهُ حَتّٰى يَسْمَعَ كَلٰمَ اللّٰهِ ثُمَّ اَبْلِغْهُ مَأْمَنَهٗ ۗذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ
قَوْمٌ لَّا يَعْلَمُوْنَ
Artinya: ”Jika seseorang di antara orang-orang
musyrik ada yang meminta pelindungan kepada engkau (Nabi Muhammad), lindungilah
dia supaya dapat mendengar firman Allah kemudian antarkanlah dia ke tempat yang
aman baginya. (Demikian) itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak
mengetahui.”.
Oleh karena itu, ma'asyiral
muslimin rahimakumullah,
Penting bagi kita untuk mempelajari
sejarah-sejarah yang terjadi di bulan Rabiul Akhir sekaligus mengerti apa yang
terjadi dan alasan mengapa peristiwa tersebut terjadi. Hal ini ditujukan agar
kita tidak salah dalam memahami sejarah sekaligus kita bisa mengambil ibrah
atau hikmah dari peristiwa-peristiwa tersebut.
Penting bagi kita untuk melihat masa lalu sebagai
bekal untuk menghadapi masa depan. Kesuksesan yang terjadi dalam sejarah perlu
dicontoh dan diwujudkan dalam kehidupan saat ini, sementara kegagalan dalam
sejarah harus menjadi pelajaran dan diusahakan dengan sekuat tenaga untuk tidak
terulang kembali. Allah berfirman dalam Surat Al-Hasyr ayat 18:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟
ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ
خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Rasulullah pun bersabda:
مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ
رَابِحٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ . وَمَنْ كَانَ
يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ
Artinya: “Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah
tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari
kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih
buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka." (HR
Al-Hakim).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Semoga hadirnya bulan Rabiul Akhir ini menjadi momentum untuk terus belajar
dari sejarah dan memehaminya dengan benar. Mudah-mudahan kita termasuk golongan
orang-orang yang sukses dalam mengarungi kehidupan ini dengan belajar dari
sejarah. Amin
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ
الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ
بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ،
يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ .اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Sumber: NU Online
Penulis: Ustadz H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu,
Lampung
Baca juga: Forum Media IPNU
- Bank Mandiri Buka Loker Lulusan S1 untuk 3 Posisi Berikut
- Santri Harus Berpikiran Maju!
- Pengurus PKPT IPNU IPPNU IAI TABAH Lamongan Resmi Dilantik
- Ahmad Khoironi dan Ela Nadiana Pimpin PAC Jombang Jember
- PAC IPNU IPPNU Menes Pandeglang Resmi Dilantik
- IPNU Cirebon Kecam Bullying dan Kekerasan Fisik Siswa SLB di Susukan
Khutbah Jumat: Belajar dari Peristiwa Penting pada Rabiul Akhir. Ini Khutbah Jumat: Belajar dari Peristiwa Penting pada Rabiul Akhir. Info Khutbah Jumat: Belajar dari Peristiwa Penting. Jika Khutbah Jumat: Belajar dari Peristiwa Penting. Maka Khutbah Jumat: Belajar dari Peristiwa. Khutbah Jumat.