Ilustrasi: www.minews.id |
MEDIA IPNU - Kontribusi Baitul Hikmah terhadap Peradaban Dunia. Kehancuran Baitul Hikamah ini beriringan dengan jatuhnya kota Baghdad ditangan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan pada tahun 1258 M. Setelah berhasil mengepung kota dan melakukan pembantaian terhadap warga kota Baghdad dan keluarga istana dinasti Abbasiyah, mereka membakar dan memporakporandakan bangunan-bangunan yang terdapa di kota Baghdad, tak terkecuali Baitul Hikmah.
Bangsa Mongol ini merupakan bangsa yang
memiliki tingkat SDM yang rendah sehingga mereka tidak mengenal buku-buku
sebagai sebuah barang yang berharga, bahkan kehidupan mereka di timur
kebanyakan hanya untuk menggembala dan menjarah. Mereka tidak seperti bangsa
lain yang memiliki tingkat SDM tinggi, seperti kerajaan Leon, Castilia, dan
Aragon yang ketika berhasil mengalahkan umat Islam di Andalusia, mereka membawa
buku-buku peninggalan umat Islam untuk dikaji sehingga berhasil membawa mereka
pada zaman renaisance.
Oleh karena kurang pahamnya dengan urgent-nya
ilmu pengetahuan, mereka membakar buku-buku yang terdapat di Baitul Hikmah,
bahkan mereka juga membuangnya ke sungai Tigris sehingga membuat warna sungai
itu berubah seperti warna tinta. Kecermelangan Baitul Hikmah sebagai pusat
intelektual itu seakan padam dilenyapkan oleh bangsa yang tidak mengenal ilmu
pengetahuan.
Kontribusi Baitul Hikmah terhadap
Peradaban Dunia
Walaupun Baitul Hikmah ini telah
dilenyapkan oleh bangsa Mongol, namun ia masih mempunyai peran dalam
pengembangan keilmuan di tempat lain. Baitul Hikmah ini mampu mentransfer
keilmuan melalui pelajar-pelajar yang pernah menimba ilmu di Baitul Hikmah.
Pada masa ketika Baitul Hikmah masih berjaya, banyak pelajar-pelajar dinasti
Abbasiyah dari daerah lain seperti Kairo, Tunis, dan lain-lain melakukan
penyalinan terhadap buku-buku di Baitul Hikmah ini.
Setelah pelajar tersebut kembali ke
daerahnya, mereka menghasilkan sebuah karya hasil penelitian dan penyalinan
yang didapatkannya dari Baitul Hikmah, kemudian karyanya tersebut diletakkan
dalam perpustakaan di daerahnya tersebut. Setelah dunia Islam di timur
dihancurkan oleh bangsa Mongol, daerah-daerah Islam di Afrika seperti Kairo,
Tunis, dan Magrib inilah yang terselamatkan dari pembakaran karya-karya.
Dinasti Mamluk di Mesir saat itu berhasil
mengalahkan bangsa Mongol di Ain Jalut sehingga berhasil memukul mundur bangsa
Mongol. Oleh sebab itu, bangsa Mesir hingga saat ini menjadi pusat intelektual
umat Islam, terutama Universitas al-Azhar.
Selain itu ketika Baitul Hikmah masih dalam
kecemerlangannya, dinasti Umayyah II di Andalusia saat itu juga mengimpor
sejumlah karya-karya dari dunia timur (Baitul Hikmah), mereka menyalin
karya-karya yang ada di Baitul Hikmah. Tak hanya mengimpor karya-karya saja,
dinasti Umayyah II juga mengimpor para guru besar yang ada di Baitul Hikmah
untuk mengajar di universitas Cordova, Andalusia.
Dengan demikian, maka wajar jika saat itu
universitas Cordova mampu menyaingi Baitul Hikmah yang ada di Baghdad.
Universitas Cordova saat itu seperti cahaya bar yang menerangi Eropa. Saat itu
kerajaan-kerajaan Eropa setelah mengatahu betapa ketertinggalannya mereka
dengan peradaban umat Islam, baik di timur maupun barat, Raja di Eropa saat itu
dengan gencarnya melakukan pengiriman pelajar-pelajarnya untuk menimba ilmu di
negeri Islam.
Raja-raja di Eropa menggencarkan demikian
karena dengan misinya yakni mengambil kembali ilmu mereka yang sebelumnya telah
diolah oleh umat Islam. Kegiatan inilah yang kemudian beberapa abad kemudian
melahirkan masa renaisance di Eropa. Selain itu, terusirnya umat Islam
di Andalusia pada abad 15 M juga semakin menguatkan peradaban Eropa karena
karya-karya peninggalan Islam di Andalusia sepenuhnya dimiliki oleh
kerajaan-karajaan Eropadan dikembangkannya.
Oleh karenanya bangsa Eropa sejak zaman
renaisance, revolusi industri, dan hingga saat ini melahirkan berbagai
ilmuwan-ilmuwan penting, seperti Galileo Galilei, Johannes Kepler, Nicolaus Copernicus, Rene Descartes, dan
lain-lain.
Penulis:
Khoirus Sahro (Kader IPPNU
PAC Purwosari, Pasuruan, Jatim)
Kunjungi Bagian Artikel :
- Baitul Hikmah Berkembang Pesat Masa Khalifah Al Ma’mun (01)
- Fungsi Baitul Hikmah dalam IlmuPengetahuan (02)
- Kontribusi Baitul Hikmah terhadapPeradaban Dunia (03)
Sumber:
- Fadhlurrahman. 2019. Peran Harun Al-Rasyid Terhadap Pendidikan Islam Di Era Daulah Abbasiyah.
- Laili, Husni, Hasan Asari, and Siti Zubaidah. 2019. Bayt Al-Hikmah: Sejarah Transmisi Ilmu Pengetahuan Antar Peradaban.
- Manshuruddin. 2022. Pemikiran
Pendidikan Islam Pada Masa Khalifah Harun Ar-Rasyid.
- Munjahid. 2019. Kebijakan Pendidikan Khalifah Al-Ma’mun Dan Implikasinya Terhadap Kemajuan Ilmu Pengetahuan.
- Muthoharoh, Miftakhul. 2018. Wajah Pendidikan Islam Di Spanyol Pada Masa Daulah Bani Umayyah.
- Nasution, Syamruddin. 2013. Sejarah
Peradaban Islam. Pekan Baru: Yayasan Pusaka Riau.
- Nurhakim, Imam. 2017. Kebijakan
Khalifah Al-Ma’mun Tentang Pendidikan Islam.
- Nurohman, Aris. 2020. Perpustakaan Baitul Hikmah, Tonggak Kebangkitan Intelektual Muslim.
- Riyadi, H. Fuad. 2014. Perpustakaan
Bayt Al-Hikmah, The Golden Age of Islam.
- Sewang, Anwar. 2015. Sejarah Peradaban
Islam. Pare-Pare: STAIN Pare-Pare Press.
- Yanto. 2015. Sejarah Perpustakaan Bait Al-Hikmah Pada
Masa Keemasan Dinasti Abbasiyah.
Kontribusi Baitul Hikmah terhadap Peradaban Dunia. Ini Kontribusi Baitul Hikmah terhadap Peradaban Dunia. Info Kontribusi Baitul Hikmah terhadap Peradaban Dunia. Tentang Kontribusi Baitul Hikmah terhadap Peradaban Dunia. Jika Kontribusi Baitul Hikmah terhadap Peradaban Dunia. Maka Kontribusi Baitul Hikmah terhadap Peradaban Dunia. Jadi, Kontribusi Baitul Hikmah. Andai Kontribusi Baitul Hikmah. Kontribusi Baitul Hikmah. Inilah Kontribusi Baitul Hikmah.