Pemangkasan Usia IPNU IPPNU Dinilai Bukan Solusi Terbaik |
MEDIA IPNU – Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Qorina Azizah menilai kebijakan pemangkasan usia IPNU IPPNU bukanlah solusi yang terbaik.
“Pemangkasan usia memang
bukan solusi yang terbaik. Toh, kita juga sudah berdamai dengan keadaaan dengan
usia sebelumnya,” katanya.
Menurutnya, pemangkasan
usia IPNU IPPNU mungkin akan terealisasi di jajaran pimpinan teratas. Namun hal
tersebut akan sangat berdampak pada kepengurusan di akar rumput untuk menyikapi
berbagai bentuk perekrutan kader dari elemen awam.
Qorin menambahkan, jika
isu tersebut ditetapkan, maka kita sebagai kader IPNU IPPNU perlu mencoba
solusi tersebut.
“Bila nantinya benar
ditetapkan, mau tidak mau kita kader dipimpinan bawah harus move on dengan
adanya peraturan ini. Apalagi hal ini sudah didiskusikan dengan PBNU, ndereaken
dawuhe yai insyallah sae. Dan solusi yang efektif dan efisien sangat perlu
dicoba dan segera diterjunkan seperti pengkaderan dalam komisariat,” ujarnya.
Sebagai informasi,
pemangkasan usia IPNU IPPNU atau peremajaan usia sudah bergulir sejak Agenda
Pra-Kongres IPNU IPPNU di NTB beberapa waktu yang lalu. Maksud dari peremajaan
usia adalah pembatasan pencalonan Ketua Umum PP IPNU dan IPPNU yang sebelumnya 27
tahun diganti menjadi 24 tahun. Hal itu agar ketika berusia 27 tahun, Ketua
Umum PP IPNU (dan seluruh kader) bisa fokus untuk masuk ke Banom selanjutnya,
yaitu: Gerakan Pemuda Ansor.
Peremajaan usia tersebut
berlaku surut, termasuk usia pada Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, hingga ke
tingkat Pimpinan Ranting.
Pemangkasan usia calon
Ketua Umum atau Ketua dan pengurus dalam setiap tingkatan akan diatur ulang
dalam Peraturan Rumah Tangga (PRT) IPNU IPPNU. Peraturan tersebut akan dibahas
dan ditetapkan dalam salah satu agenda Sidang dalam forum Kongres IPNU IPPNU
tanggal 12 Agustus mendatang. Sidang tersebut adalah sidang Komisi PD PRT.
Karena banyaknya isu yang
beredar, dan isu ini menjadi sorotan juga di akar rumput, maka seyogyanya forum
Kongres bisa berjalan dengan baik. Segala argumentasi harus dibagun dengan
tepat sesuia dengan situasi dan kondisi IPNU IPPNU hari ini.
Apa pun hasil yang
ditetapkan dalam forum Kongres adalah final. Konsekuensinya, semua peserta
Kongres harus benar-benar menghormati forum, dengan cara melakukan proses
persidangan dengan benar dan menggunakan tiketing persidangan. Jangan sampai
ada kader yang malah merusak forum dengan mengeluarkan kata-kata tidak bijak,
apa lagi sampai main fisik.(sd)
Baca juga: