Ilustrasi.
Mantan Jaksa Agung Meksiko Jesus Murillo Karam saat konferensi pers 7 Desember
2014 | Foto: Marco Ugarte/Associated Press |
MEDIA IPNU – Mantan
Jakgung Meksiko Diciduk, Terkait Hilangnya 43 Mahasiswa. Berikut ini pembahasan
mengenai Meksiko tangkap mantan jaksa agung atas kasus mahasiswa yang hilang.
Meksiko menangkap mantan Jaksa Agung (Jakgung) yang memimpin penyelidikan
yang dikecam keras atas 43 mahasiswa yang hilang pada tahun 2014, atas tuduhan
penghilangan paksa, penyiksaan dan menghalangi keadilan.
Adapun mantan Jaksa Agung
Meksiko yang memimpin penyelidikan kasus atas 43 mahasiswa yang hilang tersebut
bernama Jesus Murillo. Otoritas federal Meksiko menangkap mantan Jakgung, Jesus
Murillo Karam, pada Jumat (19/8/2022).
Associated Press
melaporkan, ia didakwa terlibat penghilangan paksa 43 mahasiswa sebuah institut
keguruan berhaluan sayap kiri radikal di Iguala, negara bagian Guerrero pada
2014 silam.
Selain menangkap mantan
Jaksa Agung Murillo Karam, kejaksaan federal Meksiko juga menerbitkan perintah
penangkapan 20 perwira militer, lima pejabat daerah, 33 personel kepolisian
daerah, 11 polisi negara bagian, serta 14 anggota geng kriminal, terkait kasus
ini.
Ini adalah penangkapan
pertama seorang mantan Jaksa Agung di Meksiko sepanjang sejarah. Juga,
penangkapan massal terbesar tentara Meksiko oleh otoritas kejaksaan sipil.
Murillo Karam sendiri
menjadi jaksa agung dalam pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto sejak 2012
hingga 2015.
Jaksa Agung yang sekarang,
Alejandro Gert Manero, menyebut pendahulunya itu dijerat pasal penyiksaan,
penyalahgunaan wewenang, dan penghilangan paksa.
Penangkapan ini terjadi
hanya sehari setelah komisi kebenaran peristiwa Iguala menyebut tentara Meksiko
turut bertanggung jawab dalam kasus ini.
Komisi itu menyebut
seorang serdadu menyusup ke dalam kelompok mahasiswa yang diculik dan tentara
yang berjaga di sekitar lokasi penculikan tidak berbuat apa pun kendati tahu
kejadiannya.
Pada 2014 silam, anggota
geng narkoba, polisi korup, dan tentara disebut berkonspirasi menculik
mahasiswa di Iguala. Namun, motif penghilangan paksa ini masih menjadi
perdebatan delapan tahun usai kejadian.
(Foto: Aljazeera.com) |
Sebanyak 43 mahasiswa itu
diculik dalam pembajakan bus di dekat sebuah markas tentara pada 26 September
2014. Hingga kini, tidak ada bukti yang menunjukkan indikasi bahwa para
mahasiswa itu masih hidup.
Para mahasiswa itu tak
kunjung ditemukan. Namun, fragmen-fragmen tulang hangus yang disebut berasal
dari tiga mahasiswa yang diculik, telah ditemukan.
Kecurigaan terhadap
Murillo Karam telah dilontarkan oleh Jaksa Agung Gert Manero sejak 2020 lalu.
Manero menyebut pendahulunya terlibat dalam “orkestrasi trik media yang masif”
dan secara umum memimpin upaya “menutup-nutupi kasus ini.”
Ketika kasus penghilangan
massal itu mengemuka, Murillo Karam ditekan berbagai pihak untuk mengusutnya.
Pada 2014, ia menyatakan
kesimpulan bahwa para mahasiswa dibunuh geng narkoba dan mayatnya dibakar di
tempat pembuangan sampah di Cocula, sekitar 20 km dari Iguala.
Akan tetapi, investigasi
yang dipimpin Murillo Karam disebut diwarnai penyiksaan, salah tangkap, dan
salah penanganan barang bukti. Investigasi itu membuat sebagian besar anggota
geng yang terlibat, segera bebas.
Investigasi lanjutan oleh
pakar independen dan Kejaksaan Agung yang dipimpin pejabat baru membantah hasil
investigasi awal oleh Murillo Karam.
Investigasi yang melalui
proses pembuktian komisi kebenaran bentukan Presiden Andres Manuel Lopez
Obrador ini membantah kesimpulan bahwa mayat para mahasiswa dibakar di Cocula.
Investigasi baru tersebut
berbuah perintah penangkapan kepada tentara, pejabat daerah, polisi, dan
anggota geng narkoba dengan dakwaan pembunuhan, penyiksaan, penyalahgunaan
wewenang, keterlibatan dengan kelompok kriminal, serta penghilangan paksa.
Belum jelas apakah semua
tersangka dijerat pasal yang sama atau apakah tersangka baru termasuk puluhan
orang yang telah ditetapkan menjadi tersangka dalam investigasi awal.
Para tentara yang didakwa
diketahui bertugas di markas militer dekat lokasi penculikan pada 2014.
Para tentara itu akan
menjadi pesakitan di pengadilan sipil. Reformasi hukum Meksiko membuat personel
militer bisa diadili di luar pengadilan militer jika kejahatan yang disangkakan
mengorbankan warga sipil.
Di lain sisi, otoritas
federal Meksiko juga masih memburu Tomas Zeron, mantan kepala dinas investigasi
federal Meksiko yang terlibat penculikan massal Iguala.
Zeron diketahui kabur ke
Israel. Meksiko telah meminta bantuan Tel Aviv untuk menangkap dan
mengekstradisinya.
Zeron didakwa terlibat
penyiksaan dan menutup-nutupi kasus penghilangan paksa tersebut. Selain itu, ia
diduga telah mencuri lebih dari 44 juta dolar AS anggaran Kejaksaan Agung
Meksiko.
Baca juga:
- Ketua Umum Vela Disiapkan Jadi Kader IPPNU Sejak di Ibtidaiyah
- Pelajar NU Bali Peringati HUT RI di Ponpes Tebuireng Jombang
- Keseruan Lomba IPNU IPPNU Bagor Nganjuk Rayakan HUT RI
- Diklatama CBP KPP Batealit Jepara Wujudkan Kader Responsif
- Ketua IPNU Lumajang: Momen Kemerdekaan, Semangat Berjuang
Mantan Jakgung Meksiko Diciduk, Terkait Hilangnya 43 Mahasiswa. Ini Mantan Jakgung Meksiko Diciduk, Terkait Hilangnya 43 Mahasiswa. Info Mantan Jakgung Meksiko Diciduk, Terkait Hilangnya 43 Mahasiswa. Tentang Mantan Jakgung Meksiko Diciduk, Terkait Hilangnya 43 Mahasiswa. Soal Mantan Jakgung Meksiko Diciduk, Terkait Hilangnya 43 Mahasiswa. Ini Mantan Jakgung Meksiko Diciduk, Terkait Hilangnya 43. Nah, Mantan Jakgung Meksiko Diciduk, Terkait Hilangnya. Jadi Mantan Jakgung Meksiko Diciduk, Terkait. Mantan Jakgung Meksiko Diciduk.