Sumber foto: gadingpesantren.id |
MEDIA IPNU - KH
Abdurrahman Yahya Malang adalah ulama masyhur di Kota Ngalam (bahasa walikan:
Ngalam sama dengan Malang). Dikutip dari gadingpesantren.id, saat sebelum
peringatan haul KH Abdurrahman Yahya pada tanggal 1 Syaban 1443, Selasa
(1/2/2022), tim redaksi pondok Gading berkunjung ke kediaman Ust Thohir. Ia
adalah salah satu alumni Pondok Gading yang telah mengabdi sebagai Abdi Dalem
Timur selama 13 tahun.
Dijelaskan, menjelang
peringatan haul KH Abdurrahman, redaksi Pondok Gading mencoba mengenal lebih
dekat teladan KH Abdurrahman Yahya Malang melalui Ust Thohir. Informasi yang
disampaikan, KH Abdurrahman adalah sosok teladan kebaikan yang tidak bisa
ditemukan celahnya; baik di dalam keluarga, lingkungan santri, maupun kepada
umat.
"Beliau adalah sosok
yang harmonis di dalam keluarga, namun juga disiplin dalam syariat," kata
Ust Thohir.
Dalam kesehariannya, KH
Abdurrahman Yahya Malang mengawali subuh dengan memimpin jamaah entah itu di
masjid Baiturrahman, Pondok Gading, maupun di Dalem sendiri bersama keluarga.
Jika sedang tidak mengajar pengajian subuh, beliau melanjutkan membaca wirid
dan Al-Quran di Dalem. Kemudian setelahnya mendirikan shalat Dhuha.
Abdurrahman memiliki hobi
memelihara ayam. "Yai Man (sapaan KH Abdurrahman) itu hiburannya memberi
makan ayam," tutur Ust Thohir.
Ia mengatakan bahwa Yai
Man begitu sayang kepada santri-santrinya hingga beliau berkenan menanggung
amalan-amalan Thariqah mereka yang dilalaikan. Kabar itu Ust Thohir dengar dari
orang-orang di sekitar Yai Man.
Selain itu, sudah umum
diketahui bahwa Pondok Gading selau menolak bantuan pemerintah dalam
pembangunan. Ust Thohir mengatakan bahwa beliau pun meneladaninya dengan
membangun surau di sebelah rumahnya dengan tidak melalui proposal permintaan
bantuan kepada donatur. "Kiai Man dulu pernah bilang (kalau minta bantuan)
itu bangunannya memang ada, tapi berkahnya tidak ada," jelas Ust Thohir.
"Barangsiapa
menolong agama Allah, maka dia akan ditolong oleh Allah," lanjut Ust
Thohir mengutip pesan KH Abdurrahman. Itulah alasan Ust Thohir membangun surau
dan menerima siapa saja yang mau belajar di tempatnya.
Diceritakan pula, bahwa
keluarga Dalem Pondok Gading pernah bermusyawarah untuk mencari cara menolak
secara halus bantuan gedung dari pemerintah. Akhirnya sebagian besar santri
dipulangkan sehingga ketika pihak pemerintah berkunjung, hanya ada sebelas
orang santri yang ada di Pondok Gading.
"Santri kami baru
sedikit. Bantuannya kapan-kapan saja kalau santrinya sudah banyak," tutur
Ust Thohir menirukan perkataan Yai Man.
Beliau juga bercerita
salah satu kisah yang menunjukkan betapa besar rasa sayang Yai Man kepada
santrinya. Ketika itu Yai Man bekerja sama dalam bisnis dengan salah seorang
alumni. Namun bisnis tersebut gulung tikar setelah beberapa lama berjalan. Sang
alumni pun sakit hati dan memutus kontak dengan Yai Man.
Tanpa sepengetahuan
alumni tersebut, Yai Man ternyata mencari jejak alumni tersebut. Setelah
bertahun-tahun kehilangan hubungan silaturrahmi, akhirnya Yai Man menemukan
kediaman alumni tersebut. Sang alumni ternyata bekerja sebagai pembuat
Bantengan. Bantengan sendiri adalah tari-tarian hiburan tradisional yang
penarinya berada dalam kondisi kerasukan ketika tampil.
Romo Kiai Man kemudian
memutuskan untuk berkunjung ke rumah sang alumni. Diketuknya pintu rumah dan
mengucapkan salam. Sang alumni yang telah lama tak berhubungan dengan Kiainya
itu samar-samar mengenali suara beliau. Namun dia ragu karena sepengetahuannya
Yai Man tak tahu tempat tinggal dia. Sehingga dia tidak segera membukakan
pintu.
Kiai Man mengulangi
mengucap salam hingga tiga kali baru kemudian pintu terbuka. Sang alumni
terkejut dan menangis karena Kiai Man melihat kondisi dia yang seperti itu. Yai
Man lalu memeluk dia dan berkata, "Sudah, habis ini kamu cari pekerjaan
lain."
Sebagai penutup, Ust
Thohir berpesan bahwa bagi santri Pondok Gading, Masyayikh di Pondok
Gading adalah suri tauladan utama dalam belajar kebaikan, salah satunya
Yai Man. Sah-sah saja kalau mau belajar dari ulama-ulama yang banyak di luar
sana. Namun jangan sampai lupa bahwa hendaknya di Pondok Gading mereka
meneladani ulama mereka sendiri.
Haul Pertama Romo Kiai
Abdurrahman
Meskipun hujan lebat
mengguyur kota Ngalam dan sekitarnya pada senin petang, hingga menyebabkan
sebagian kondisi tanah becek, ratusan jamaah yang terdiri dari habaib, ulama,
umaro, para santri dan masyarakat tetap khidmat mengikuti acara Haul ke-1 KH
Abdurrahman Yahya di Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading, Senin (22/04/2019)
malam.
KH Abdurrahman Yahya
Malang yang sering disapa Yai Man wafat pada 18 Sya'ban 1439 H. Putra KH
Muhammad Yahya ini merupakan seorang Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa
Naqsabandiyah yang sangat tekun menuntun dan membimbing para santri dan jamaah
thoriqoh.
"Beliau adalah sosok
yang menjadikan hati ini tenang saat menatap wajahnya. Wajah yang kerap kali
menunduk itu, bersinar saat mata ini menatapnya" ujar Dwi Romadhoni,
santri sekaligus pengurus PPMH Gading Malang.
Rangkaian acara pada haul
ke-1 KH Abdurrahman Yahya dimulai pada senin pagi, dengan agenda khotmil qur'an
yang dilaksanakan di kediaman Gus Muhammad bin Abdurrahman Yahya.
Setelah sholat isya,
acara inti haul ke-1 ini diawali dengan pembacaan tawassul yang dipimpin oleh
KH Ahmad Arif Yahya. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan surat Yasin yang
dipimpin oleh KH. Syadzili disambung dengan pembacaan Tahlil yang dipimpin oleh
KH M Baidlowi Muslih. Kemudian pembacaan Doa dipimpin oleh KH Ahmad Arif Yahya.
Acara inti selanjutnya
yaitu mauidhoh hasanah yang disampaikan oleh KH M Shohibul Kahfi.
"Meninggalnya seorang ulama merupakan musibah yang tidak bisa tergantikan,
karena wafatnya ulama adalah hilangnya ilmu dari permukaan bumi ini,"
terang Kiai Shohib kepada seluruh santri dan hadirin.
Sumber:
gadingpesantren.id
Baca juga:
- Profil Gus Dur dalam Sejarah Indonesia dan Prestasi Akademiknya
- Biografi Presiden Jokowi dan Sejarah Pilkada DKI Jakarta 2012
- Presiden SBY dengan Berbagai Prestasinya di Tanah Air
- Universitas Indonesia UI Terus Komitmen untuk Tingkatkan Mutu
- Biaya Kuliah Universitas Brawijaya Malang Terbaru 2022
KH Abdurrahman Yahya Malang, Ulama Masyhur di Kota Ngalam. Ini KH Abdurrahman Yahya Malang, Ulama Masyhur di Kota Ngalam. Bio KH Abdurrahman Yahya Malang, Ulama Masyhur di Kota Ngalam. Info KH Abdurrahman Yahya Malang, Ulama Masyhur di Kota Ngalam. Jika KH Abdurrahman Yahya Malang, Ulama Masyhur di Kota Ngalam. Maka KH Abdurrahman Yahya Malang, Ulama Masyhur di Kota Ngalam. Jadi KH Abdurrahman Yahya Malang, Ulama Masyhur di Kota Ngalam. Soalnya KH Abdurrahman Yahya Malang, Ulama Masyhur. Ini KH Abdurrahman Yahya Malang Ulama Masyhur.