Kandidat Ketum PP IPPNU: Khaira Vela Afifah, Ini Gagasannya |
MEDIA IPNU - Kongres XIX
IPPNU akan digelar di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta pada 12 sampai 15 Agustus
2022 mendatang. Ada tiga kandidat Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) periode 2022-2025. Tiga kandidat tersebut
yakni Khoirotul Ni’amah, Whasfi Velasufah, dan Nurul Afifah Marwatin.
TWIBBON KONGRES IPNU KLIK DI SINI
Ketiga Kandidat Ketum PP
IPPNU tersebut memiliki gagasan dan program yang akan diimplementasikan apabila
terpilih menjadi nahkoda IPPNU selanjutnya.
Khoirotul Ni’amah Kandidat Ketum PP IPPNU
Kandidat Ketum PP IPPNU, Khoirotul Ni’amah berharap kader IPPNU harus bisa mempertajam (1) penguatan ideologi Aswaja an-Nahdliyah, (2) kebangsaan, dan (3) kebudayaan. Visinya adalah merealisasikan harapan tersebut. Visi ini berangkat dari kegelisahan banyaknya intoleransi yang merajalela di kalangan pelajar khususnya yang membidik pelajar putri.
Menurut Kandidat Ketum PP
IPPNU dari Jatim itu, tiga hal inilah yang akan terus dimasifkan sehingga
nantinya IPPNU memiliki kontribusi, sumbangsih untuk bangsa melalui karakter
yang terporos dari tujuannya mencetak, mewujudkan pelajar putri NU yang
berakhlakul karimah, berilmu, dan punya wawasan kebangsaan. Sesuai tujuan
lahirnya IPPNU.
“Organisasi IPPNU
didirikan untuk mereproduksi kader-kader, pelajar, masyarakat yang intelek.
Yang harus kita bawa adalah program-program keterpelajaran yakni kita tanamkan
pelajar yang berakhlak, bagaimana potensi kader akan terwadahi, berkembang,
sehingga IPPNU menjadi rumah kawah candradimuka bagi pelajar putri di seluruh
Indonesia,” terang Kandidat Ketum PP IPPNU yang merupakan alumni UIN Maliki
Malang tersebut.
Pertama, penguatan
entrepreneuer atau skill. Kedua, program unggulan sekolah teknokrat. Sekolah
ini menurutnya sebagai wadah mendorong IPPNU yang punya bakat menjadi
guru, teknokrat, akademik atau lainnya supaya jadi seorang profesional. Ketiga,
membuka aksesibilitas pendidikan.
“Karena dimensi
kaderisasi yang sangat sukses adalah bagaimana pelajar putri terus belajar.
Berapa banyak IPPNU yang bergelar master, doktoral, yang nantinya profesor. Itu
semua adalah dimensi dari kaderisasi di IPPNU,” kata Kandidat Ketum PP IPPNU
tersebut.
Keempat, program kemah
santri sebagai tadabbur alam oleh KPP. Artinya lingkungan dan sebagainya itu
menjadi fokus utama pelajar putri sebab selama ini perempuan kerap dirugikan
karena pencemaran lingkungan. Dampaknya, kesuburan perempuan akan terganggu itu
yang menjadi goals dari Korps Pelajar Putri Indonesia.
Ketiga, festival pelajar
Islam. Wahana ini untuk menggali potensi-potensi pelajar putri dalam
kebudayaan juga menjadi sumbangsih khidmah NU untuk nguri-nguri
kebudayaan bangsa.
“Seluruh program kerja
yang saya bawa berdasarkan dari tracking atau pengalaman dari ranting, pac, pc,
pw menjadi kebutuhan maupun potensi pelajar putri sehingga tercantum seluruh
program-program itu,” terang kader IPPNU kelahiran 14 Maret 1996
tersebut.
Ia menganalogikan program
tersebut seperti NU yang dilahirkan melalui berbagai tahap. Pertama, dengan
kata Nahdlatut Tujjar sehingga warga NU memiliki kemandirian dalam hal skill.
Kedua, Nahdlatul Wathan, penguatan nasionalisme. Ketiga, Tashwirul Afkar.
Terbentuk kader-kader yang punya potensi dalam bidang skill maupaun teoritik.
Whasfi Velasufah Kandidat Ketum PP IPPNU
Kandidat Ketua Umum IPPNU
selanjutnya ialah Whasfi Velasufah. Kandidat asal Kudus, Jawa Tengah ini
memiliki gagasan memperkuat skala prioritas IPPNU khususnya dalam akselerasi
peremajaan kader.
“Ingin mengimprovisasi
beberapa program yang menjadi kebutuhan pelajar dan tantangan global guna
menciptakan pelajar putri NU yang progresif dari sumber daya manusia (SDM).
Sehingga melahirkan organisasi yang masif guna menyongsong NU abad ke-2 juga
menjawab perubahan dan tantangan zaman,” ungkap Vela dalam video wawancara
Kandidat Ketua Umum PP IPPNU di Channel Youtube TVNU, Selasa (9/8/2022).
Beberapa program yang
Vela tawarkan adalah, pertama, penguatan ideologi dan nilai-nilai spirit dalam
berorganisasi yang dapat mewujudkan militansi dan loyalitas seluruh kader
IPPNU, misalnya optimalisasi dalam berorganisasi.
“Kedua, penguatan
struktur organisasi dalam hal ini memasifkan komisariat dengan mencanangkan
program Komisariat Development Center. Ketiga, menciptakan ruang-ruang kreatif
dan aktualisasi para pelajar seperti program student corner, kreatif HAM, dan
lainnya,” terang kader IPPNU alumni PP An Nahdlah Depok tersebut.
Bendahara Umum PP IPPNU
periode 2018-2022 tersebut menjelaskan bahwa butuhkan strategi dalam percepatan
dan pencapaian program tersebut. Strategi pertama, ungkapnya, menyatukan
gagasan untuk bersama-sama melakukan gerak IPPNU dengan langkah memperkuat
skala prioritas dalam hal ini ada prioritas jangka panjang, pendek, dan
menengah.
Kedua, membangun
sinergitas dengan stakeholder terkait sebagai bentuk kolaborasi organisasi
IPPNU baik di internal maupun eksternal. Ketiga, melakukan monitoring dan
evaluasi berjangka sebagai bentuk controling organisasi.
Nurul Afifah Marwatin Kandidat Ketua Umum IPPNU
Kandidat Ketum PP IPPNU asal Bojonegoro Jawa Timur, Nurul Afifah Marwatin memiliki gagasan memperkuat komisariat dari hulu ke hilir, salah satunya dengan membuat kanal nasional Komisariat Conection. Komisariat ini dinilai menjadi salah satu sub di IPPNU atau satu struktur pimpinan di komisariat yang fokus di sekolah-sekolah.
“Jangka pendek yang bisa
kita lakukan adalah konsolidasi di internal IPPNU. Bentuknya menjaring seluruh
pimpinan komisariat untuk kita rembug bersama menentukan langkah ke depan akan
di bawa kemana komisariat ini,” kata Kandidat Ketum PP IPPNU yang juga alumni
Universitas Indonesia (UI) tersebut.
Untuk mewujudkan
Komisariat Conection, Afifah mencanangkan beberapa program. Pertama, safari
komisariat, program ini menurutnya untuk menstimulasi setiap pimpinan cabang
(PC) agar bisa memiliki satu komisariat di sekolah umum.
“Kita punya program
safari komisariat. Tim khususnya pimpinan pusat yang memantau dan mendampingi,”
terang Sekretaris Bidang Pengembangan Organisasi PP IPPNU periode 2018-2022
ini.
Kedua, lanjut Kandidat
Ketum PP IPPNU tersebut, menyelenggarakan festival tahunan untuk para pelajar
putri NU. Sistemnya dibuat seperti piala nasional generation NU atau NU World.
Ketiga, melakukan makesta raya di kota-kota besar.
“Progam-program yang saya
lakukan tidak banyak menawarkan yang bersifat seremonial karena yang saya
rumuskan hasil kita berdealitika, rumuskan, dan gagasan yang kita benahi aja.
Sifatnya mendasar dari hulu ke hilirnya karena kalau bicara komisariat itu salah
satu sumber kader kita dapatnya dari mana kalau nggak di komisariat?” ungkap
Kandidat Ketum PP IPPNU tersebut.
Mengenai strategi
pencapaian program menurutnya dibutuhkan langkah konkret. Pertama, konsolidasi
dulu secara nasional satukan frekuensi gerakan IPPNU ke depan khususnya di
sekolah sekolah melalui forum nasional.
Kedua, menjalin
stakeholder dengan berbagai pihak yang akan menunjang. Selain itu dibutuhkan
intervensi PBNU untuk memperkuat regulasi kader IPPNU.
“Pastinya kita harus
merujuk ke PBNU dalam artian apa yang bisa kita minta ke beliau untuk
mengawal, khususnya dari sisi regulasi membackup kita ke berbagai instansi
terkait yang membawahi sekolah-sekolah baik sekolah umum maupun level madrasah.
Ini perlu sekali pengawalan dari PBNU sebagai banom untuk membersamai dalam hal
penguatan,” tuturnya.
Kader IPPNU dan Suksesi di Arena Kongres
Sebagai Kandidat Ketum PP
IPPNU, ia juga menjelaskan bahwa tantangan selama ini yang dilalui IPPNU perlu
adanya intervensi besar. Intervensi itu bisa dari dalam IPPNU sendiri, PBNU dan
juga kerjasama dengan stakeholder pemerintah. Sebab, dari sisi perkembangan
organisasi perlu support system yang bisa menjadi penunjang di lapangan.
Perlu diketahui, tiga
Kandidat Ketum PP IPPNU ini akan saling beradu gagasan. Sejak beberapa waktu
yang lalu, seluruh kader IPPNU di Indonesia dan Luar Negeri bisa mengakses
gagasan atau ide dari mereka bertiga. Keputusan untuk memilih siapa, ada di
masing-masing PW dan PC ketika Kongres berlangsung.
Diharapkan, dengan adanya
informasi mengenai ide dan gagasan dari Kandidat Ketum PP IPPNU ini, para kader
yang berada di arena Kongres XIX IPPNU mendatang bisa memutuskan dengan tepat,
sesuai dengan keinginan PW dan PC masing-masing.
Sukses atau tidaknya
Kongres tidak hanya menjadi tugas dari ketiga pemenangan Kandidat Ketum PP
IPPNU, namun juga seluruh partisipasi aktif dari peserta Kongres XIX IPPNU.
Sebab, pada dasarnya Kongres tidak hanya soal suksesi Kandidat Ketum PP IPPNU,
namun juga ada banyak hal yang harus dituntaskan dalam rangka memperbaiki
langkah gerak dan kemajuan organisasi.
Salah satu poin
pembahasan yang tidak kalah penting adalah peremajaan usia. Sebagai organisasi
kekaderan yang telah berusia lebih dari 60 tahun, peremajaan usia pasti
memiliki dampak yang signifikan di tataran akar rumput. Maka dari itu, para
peserta Kongres XIX IPPNU harus lebih jeli dalam mengikuti sidang PD PRT,
khususnya pada pasal yang akan membahas hal tersebut.
Selain itu, ada pula isu
penghapusan Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT). Saat ini, nama PKPT
sudah 7 tahun berada di PD PRT (sejak Kongres 2015). Tujuh tahun itu pula, PKPT
sudah berkembang cukup pesat di berbagai kabupaten/kota di Indonesia. Maka dari
itu, selain Kandidat Ketum PP IPPNU, seyogyanya para peserta Kongres juga punya
atensi untuk memberikan solusi positif untuk menangani keberlanjutan kader di
perguruan tinggi tersebut.
Demikian penjelasan
mengenai Kandidat Ketum PP IPPNU dan beberapa poin yang perlu menjadi catatan
untuk para peserta Kongres besok. Semoga bermanfaat.(iz)
Sumber: NU Online INI WARNA PUTIH
Temukan pula artikel menarik Media IPNU di Google News
Baca juga: