Ganjar Pranowo saat menjadi inspektur upacara HUT ke 72 Jateng, di halaman kantor gubernur, Senin (15/8/2022). | Foto: koranpelita.com |
MEDIA IPNU - H Ganjar Pranowo SH MIP (lahir 28 Oktober 1968) adalah Gubernur Jawa Tengah dua periode yang menjabat sejak 23 Agustus 2013. Sebelumnya, ia merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan periode 2004–2009 dan 2009–2013. Selain itu, Ganjar juga menjabat sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) periode 2014–2019 dan 2019-2024.
Kehidupan Awal Ganjar
Pranowo
Ganjar Pranowo dilahirkan
dari keluarga sederhana di sebuah desa di lereng Gunung Lawu, Karanganyar dari
ayah bernama S. Pamudji dan ibu bernama Sri Suparni. Lahir dengan nama Ganjar
Sungkowo, ia merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Saudara-saudaranya
yakni Pri Kuntadi, Pri Pambudi Teguh, Joko Prasetyo, Prasetyowati, dan Nur
Hidayati. Ayah Ganjar Pranowo sendiri merupakan seorang polisi dan sempat
ditugaskan untuk mengikuti operasi penumpasan PRRI/Permesta.
Ganjar Pranowo juga
memiliki kisah penggantian nama yang lazim terjadi pada tradisi anak-anak di
tanah Jawa-Mataram zaman dahulu. Nama asli dari Ganjar Pranowo adalah Ganjar
Sungkowo yang berarti "Ganjaran dari Kesusahan/Kesedihan (Sungkowo)".
Namun, ketika memasuki masa sekolah nama Sungkowo diganti dengan Pranowo karena
ketakutan orang tuanya jika sang anak kelak "selalu berkubang kesialan dan
kesusahan" bila memakai nama Sungkowo.
Pendidikan Ganjar Pranowo
Ganjar kecil sudah
menunjukkan jiwa kepemimpinan saat SD. Dia selalu terpilih menjadi ketua kelas.
Memasuki SMP, keluarganya pindah ke Kutoarjo untuk mengikuti tempat tugas
ayahnya. Selanjutnya, ia bersekolah di SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Di SMA, ia
aktif dalam kegiatan kepramukaan (Dewan Ambalan).
Menjelang kelulusan SMA
pada akhir dekade 1980-an, sang ayah pensiun dari kedinasannya di Polri Untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, ibu Ganjar membuka warung kelontong,
sementara ia sempat berjualan bensin di pinggir jalan.
Tamat SMA, ia melanjutkan
kuliah di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Di kampus, ia bergabung
dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Selama kuliah di UGM,
Ganjar mengaku sempat cuti kuliah selama dua semester akibat tidak memiliki
biaya untuk perkuliahan.
Ganjar mengaku memiliki
hobi demonstrasi semasa kuliah. Ia pernah mendemo rektor UGM kala itu (periode
1986-1990) Koesnadi Hardjasoemantri.
Karier Ganjar Pranowo
Ia lulus dari Fakultas
Hukum UGM dengan dosen penguji skripsi Prof Nindyo Pramono. Tamat kuliah,
Ganjar Pranowo awalnya bekerja di lembaga konsultan HRD di Jakarta yaitu PT
Prakasa. Selain itu, ia juga pernah bekerja di PT Prastawana Karya Samitra dan
PT Semeru Realindo Inti. Aktif di GMNI dan mengagumi Soekarno, Ganjar awalnya
menjadi simpatisan PDI. Tahun 1996, PDI dilanda konflik internal antara
pendukung Soerjadi dan Megawati Soekarnoputri sebagai representasi trah Bung
Karno. Ganjar ikut mendukung Megawati, meskipun ayahnya adalah seorang polisi
sedangkan kakaknya seorang hakim yang oleh Orba seluruh pejabat publik dilarang
berpolitik dan harus mendukung Golkar sepenuhnya.
Ganjar akhirnya memilih
berkarier di politik lewat Partai PDI-P yang dipimpin oleh Megawati
Sukarnoputri.
Gubernur Jawa Tengah
Ganjar maju menjadi calon
gubernur dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013, berpasangan
dengan Heru Sudjatmoko yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
atau PDIP. Ganjar-Heru yang dikenal dengan tagline mboten korupsi mboten
ngapusi (tidak korupsi tidak membohongi) ini keluar sebagai pemenang dengan
total perolehan suara mencapai 48,82%. Pelantikan Ganjar sebagai gubernur
dilaksanakan hari Jumat, 23 Agustus 2013 oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan
Fauzi di DPRD Jawa Tengah, Jalan Pahlawan Semarang.
Ia kembali menjadi Gubernur Jawa Tengah untuk periode 2018-2023 dengan perolehan suara 58,78 persen dengan perolehan 10.362.694 suara. Pada pilkada tersebut, ia berpasangan dengan Taj Yasin Maimoen yang merupakan anggota DPRD Jawa Tengah periode 2014-2019 dari Fraksi PPP dan dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah 3 (Kabupaten Pati, Rembang, Grobogan, dan Blora). Pada pilkada kali ini, Ganjar harus mengakui kekalahan di empat kabupaten yang sebelumnya dikenal sebagai basis PDI Perjuangan (karena dahulu merupakan basis PNI), yakni Brebes, Tegal, Purbalingga, dan Kebumen.
Kepemimpinan Ganjar
Pranowo
Pada 27 April 2014,
Ganjar menyita perhatian publik saat mengeluarkan kemarahannya pada petugas
Dishub yang melakukan praktik pungutan liar (pungli) saat melakukan inspeksi
mendadak di jembatan timbang Subah, Kabupaten Batang. Ganjar mengaku
melihat langsung beberapa kernet memberikan uang Rp10.000 hingga Rp20.000 atau
di bawah denda resmi tertinggi sebesar Rp60.000 kepada petugas.
Temuan praktik pungutan
liar di Subah itu diikuti kebijakan penutupan jembatan timbang di Jawa Tengah
sejak Mei 2014. Namun, kebijakan ini kelak menyebabkan Jawa Tengah harus
kehilangan pendapatan sebesar Rp10,118 miliar sebagaimana dicatat oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan Jawa Tengah untuk 2014. Alwin
Basri, salah seorang pimpinan komisi DPRD setempat, mengatakan kebijakan
tersebut justru menimbulkan kerugian bagi provinsi sendiri. Selain itu,
penutupan jembatan timbang tidak diikuti dengan kajian dan evaluasi tugas dan
fungsi para pegawai yang bertugas di masing-masing jembatan timbang.[36] "Ini
termasuk menyalahi aturan juga. Sidak gubernur ke jembatan timbang waktu itu
yang sarat dengan pencitraan, ternyata harus dibayar mahal dengan kehilangan
pendapatan Rp10,118 miliar," tutur Alwin.
Ketua Umum KAGAMA
Pada kongres KAGAMA di
Kendari (November 2014), dia terpilih secara musyawarah menggantikan Sri Sultan
Hamengkubuwono X sebagai ketua umum KAGAMA (Keluarga Alumni Universitas Gadjah
Mada) periode 2014-2019. Ganjar terpilih setelah melakukan musyawarah mufakat
bersama tiga calon ketua umum lainnya, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono X (Ketua
Umum KAGAMA periode 2009-2014), Budi Karya Sumadi (Ketua Pengda KAGAMA DKI
Jakarta) serta Usman Rianse (Pengda KAGAMA Sulawesi Tenggara) yang bertempat di
Hotel Grand Clarion, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu, 8 November 2014. Salah
satu pertimbangan Sri Sultan adalah bahwa KAGAMA perlu melakukan regenerasi
kepemimpinan dari yang tua ke yang muda/ Menurut Sri Sultan HB X regenerasi di
KAGAMA adalah sebuah keniscayaan.
Dalam sambutannya, Ganjar
Pranowo menyatakan program kerja KAGAMA jangan sampai melupakan nilai-nilai
perjuangan, kerakyatan, dan kebangsaan yang telah diajarkan di UGM. Salah satu
program yang akan dijalankan adalah menjalin sinergi dengan Pengurus Daerah
sehingga terbangun guyub rukun antaranggota KAGAMA. Ia menambahkan jalinan
komunikasi antar anggota KAGAMA bisa dilakukan secara fisik maupun virtual
dengan hadirnya kecanggihan IT saat ini.
Ganjar Pranowo kembali terpilih sebagai ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) untuk periode 2019-2024. Ganjar terpilih secara aklamasi melalui sidang pleno Musyawarah Nasional (Munas) Kagama ke XIII yang berlangsung Jumat (15/11/2019) malam. Dengan begitu, Ganjar kembali memimpin organisasi alumni Kampus UGM ini dua periode berturut-turut.
Kehidupan Pribadi Ganjar
Pranowo
Ia menikah dengan Siti
Atikah Supriyanti, seorang anak tokoh Nahdlatul Ulama dari Purbalingga, Jawa
Tengah yang ia temui ketika KKN tahun 1994 di Temanggung, Jawa Tengah. Ada
kisah unik di antara keduanya, Ganjar yang memiliki latar belakang GMNI (dan
PDI) menikah dengan seseorang yang memiliki latar belakang pesantren (di Purbalingga)
yang berafiliasi dengan NU (dan PPP). Ia dan Siti Atikah menikah pada tahun
1999 dan memiliki satu anak laki-laki yang lahir pada tahun 2003 bernama
Muhammad Zinedine Alam Ganjar yang kini bersekolah di SMAN 3 Semarang, Jawa
Tengah. Baik Ganjar maupun Atikoh memiliki hobi olahraga. Keduanya sering
tampil bersama dalam kegiatan lari maraton dan sepeda. Ganjar bahkan pernah
terjatuh saat gowes yang mengakibatkan lengan kanannya terluka.