Khoirotul Ni’amah, S.Hum (Calon Ketua Umum PP IPNU) | Instagram @khaiiraa |
MEDIA
IPNU - Diseminasi IPPNU: Kongsi, Legasi, dan Rekognisi. IPPNU merupakan salah
satu organisasi (Badan Otonom) di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
yang memiliki lokus utama pada segmen pelajar putri NU.
Organisasi
IPPNU menjadi agensi utama dalam mendukung, mendampingi, dan memperkuat wawasan
serta pengetahuan pelajar di seluruh Indonesia. Semua tujuan dan elemen
tersebut dimanifestasikan oleh IPPNU dalam rangka menyemai semangat para
pelajar Indonesia.
Proyeksi
masa depan dalam internal IPPNU senantiasa berada pada jalur produksi dan
reproduksi para pelajar putri Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT,
berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan. Ini dilakukan sebagai upaya
pemertahanan ideologi kebangsaan, nilai etik Pancasila, Islam rahmatan lil
‘alamin bagi para pelajar, yang sekaligus, berlaku sebagai fondasi dasar bangsa
Indonesia.
Hal
ini dikarenakan budaya intoleransi yang semakin menguat di kalangan pelajar dan
lembaga pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, IPPNU hadir untuk mengawal
ideologi dan paham keagamaan pada bangsa Indonesia pada lanskap moderasi
beragama, internalisasi nilai lokal-global, dan tranformasi kultural Aswaja
an-Nahdliyyah.
Dengan
merawat relasi-relasi kultural, keagamaan, dan kebangsaan para pelajar di
Indonesia IPPNU diharapkan mampu mengeliminasi paham intoleran yang saat ini
tengah menggurita di semua lini kehidupan bangsa, terutama pada ranah
pendidikan. Secara spesifik, IPPNU memiliki bertanggung jawab paham keagamaan
pada koridor Ahlussunah wal Jamaah An Nahdiyah dengan tetap menjunjung tinggi
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945.
Sebagai
organisasi pelajar putri, IPPNU mampu masuk dalam sektor sekolah TK-SMA, RA-MA,
Pondok Pesantren maupun Madin, dan Perguruan Tinggi. Dengan segmen yang sangat
luarbiasa luas inilah, IPPNU juga memiliki peran yang sangat besar. Oleh sebab
itu, trajektori dan perjalanan historis IPPNU dari masa ke masa senantiasa
memberikan ruang diseminasi gerakan dan makna guna menjadi gerbang untuk
mengejawantahkan keinginan luhur para pendiri NU dan bangsa Indonesia.
Diseminasi
IPPNU: Kongsi, Legasi, dan Rekognisi. Keputusan kongres XIV IPNU-IPPNU pada
tanggal 18-24 Juni 2003 di Surabaya menghasilkan putusan mengenai fokus utama
IPPNU dalam dunia pelajar dan pendidikan di Indonesia. Putusan ini sekaligus
menandakan bahwa entitas IPPNU bergerak pada ranah pelajar dan proses yang
menjadi bagian integral di dalamnya. Karena itu, IPPNU sekaligus memberikan
ruang yang tidak terhingga guna menunjang kapasitas kader dalam menyemai,
memupuk, dan menjadi navigator untuk mengaktualisasikan kemampuan pada pelbagai
hal, terutama yang berkaitan dengan dunia akademik. Proyeksi dari fokus
ini menjadi harapan bersama untuk mengakomodir potensi pada setiap anggota
organisasi IPPNU pada semua bidang keilmuan.
Pemaknaan
setiap era dalam organisasi IPPNU menjadi kunci utama yang sekaligus sebagai
kawah candradimuka bagi semua pelajar. Dapat dikatakan bahwa para pelajar putri
NU memiliki otoritas penuh untuk menjaga kemurnian nilai etik bangsa, ideologi,
dan keagamaan yang ada di Indonesia. Elaborasi ketiga komponen tersebut
merupakan fondasi utama pada aktualisasi penguatan nilai ke-Indonesiaan dalam
rangka menopang tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terdapat
beberapa dimensi ruang gerak IPPNU untuk dunia pelajar di Indonesia. Pertama
adalah penguatan kaderisasi dalam bidang ideologi. IPPNU memiliki kewajiban
untuk mentransformasikan nilai kebangsaan, aswaja, dan kebudayaan sebagai
fondasi utama arah gerak semua kader.
Dalam
hal penguatan ideologi, IPPNU menjadi organisasi terpenting dalam membentengi
ideologi pelajar putri se-Indonesia. IPPNU merupakan organisasi yang masih bisa
ditata, diarahkan, dan dibentuk karakternya. Disinilah peran IPPNU, menjadi
tunas muda yang akan tumbuh subur, mendapat rekognisi, dan diakui oleh bangsa
dan negara.
Pengkaderan
merupakan pintu utama bagi IPPNU sebagai lokomotif dalam pembentukan ideologi.
Pengkaderan yang berjenjang dan bertahap merupakan bukti konsentrasi
pembentukan karakter dengan integritas yang tinggi. Ini merupakan wujud konkret
sumbangsih IPPNU terhadap pemerintah dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013,
dimana output-nya adalah pelajar putri menjadi manusia yang saleh secara
spiritual maupun sosial.
Proses
pengkaderan IPPNU adalah penguatan ideologi ke-ASWAJA-an, kebangsaan, dan
kebudayaan pada setiap jenjang kaderisasi. Kaderisasi berjenjang ini akan
membentuk karakter dan kepribadian yang kuat dalam membentuk citra diri dan
representasi IPPNU sekarang dan untuk masa depan. Dengan demikian sumbangsih
IPPNU terhadap Indonesia akan sangat terasa, yakni oraganisasi yang mampu
menghantarkan kadernya memiliki wajah dan karakter ke-Indonesia-an, berbudi
luhur, santun, dan menjadi representasi pelajar Indonesia yang inklusif.
Sebuah
keniscayaan bahwasanya belajar merupakan dimensi pengkaderan dalam IPPNU,
sehingga muatan instrumen di dalamnya selalu mengkonstruksi paradigma mengenai
urgensitas mencari ilmu terhadap pelajar putri. Makna wajah pelajar, dalam
diri IPPNU, mengartikulasikan proses belajar pada semua jenjang
pendidikan.
Diseminasi
IPPNU: Kongsi, Legasi, dan Rekognisi. Organisasi IPPNU dalam kegiatan
kaderisasi, program kerja, maupun kegiatan-kegiatan lainnya memiliki garis
koordinatif dengan wacana mengenai kewajiban mencari ilmu sebagai bekal diri.
Sehingga IPPNU dikatakan sebagai kawah candradimuka karena mampu melahirkan
bibit-bibit unggul yang sekaligus mampu berdiaspora pada berbagai segmen
publik, akademisi, teknokrat, cendekiawan, dan berbagai publik figur lainnya
yang memgang teguh nilai dasar, kebudayaan, ASWAJA an-Nahdliyah, dan ideologi
bangsa Indonesia.
Fokus
yang kedua adalah pengembangan organisasi. Organisasi IPPNU yang memiliki
jutaan kader di seluruh Indonesia mengartikan bahwa di dalamnya terdapat
potensi besar dengan keragaman minat dan bakat. Berbagai macam potensi yang
mampu diwadahi dan dikembangkan dalam organisasi IPPNU akan menghasilkan kader
yang memiliki ideologi yang kuat dengan kiprah di bidangnya masing-masing.
Pengembangan potensi yang dimiliki oleh pelajar putri akan membantu
terlaksananya SDGs baik dari segi kebutuhan perempuan, secara khusus pelajar
putri baik dalam skala nasional maupun global.
Selanjutnya,
lokus utama IPPNU terletak pada pencanangan program kerja organisasi. Program
kerja yang dirancang by design (dari data potensi dan kebutuhan pelajar putri
Indonesia) bukan dari program by accident akan berhasil membentuk karakter
maupun mencapai tujuan yang berorientasi pada pengembangan organisasi,
sehingga bentuk kader yang dihasilkan memiliki citra diri khusus.
Hal
ini selaras dengan strategi perencanaan program perekrutan pelajar putri di
luar IPPNU. Pelajar putri yang belum tergabung dalam organisasi IPPNU
setidaknya akan merasakan dampak dari kegiatan yang memiliki substansi ideologi
ASWAJA, kebangsaan, dan kebudayaan atau bahkan langsung tertarik bergabung di
dalamnya karena telah diakui keberhasilannya dalam membentengi ideologi maupun
menjawab kebutuhan pelajar saat ini.
Dengan
demikian IPPNU akan mempunyai prospek masa depan atau tidak, tidak tergantung
pada orang lain, melainkan tergantung pada pengurus, kader, maupun anggota saat
ini. Tugas besar kader IPPNU saat ini adalah mencari kembali formulasi
improvement untuk mengembangkan organisasi setelah menentukan pilihan untuk
“kembali ke pelajar” dalam Kongres XVI di Surabaya.
Diseminasi
IPPNU: Kongsi, Legasi, dan Rekognisi. Menjawab tantangan di atas, IPPNU mencoba
mencari formula dari analogi lahirnya organisasi besar Nahdlatul Ulama yang
mampu menghasilkan kader putri NU dengan kemampuan dalam menjawab dan
menerjemahkan tantangan pada setiap zaman. Diawali dengan membentuk nahdlatul
al-ujar (kemandirian), nahdlatul wathon (kebangsaan), kemudian tashwir al-afkar
(diaspora), dan nahdlatul ulama (bangkit dan bermartabat).
Melihat
sejarah lahirnya Nahdlatul Ulama, maka ini merupakan aturan pembentukan
karakter IPPNU yang dilakukan secara kontinyu. Karena itu, semua elemen pada
IPPNU menjadi gerbang utama untuk mengawal para pelajar di Indonesia untuk
memastikan bahwa semua pelajar berada pada payung besar Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang memiliki paradigma ASWAJA AN-Nahdliyah.
Diseminasi
IPPNU. Berdasarkan uraian di atas, IPPNU memiliki tugas utama dalam membentengi
para pelajar di Indonesia dari jebakan kelompok dan oknum transnasional dan
eksklusif. Ini dikombinasikan dengan citra diri bangsa Indonesia yang memegang
teguh nilai budaya, bangsa, dan agama yang berhaluan aswaja an-nahdliyah.
Selain
itu, esensi dari keberadaan IPPNU adalah sebagai laboratorium untuk menyemai
potensi kader, membentuk kepribadian yang unggul, dan mandiri. Dengan arti lain
bahwa yang harus ditanamkan pada semua kader IPPNU adalah kemandirian, baik
kemandirian melalui skill dan potensi yang menjadi fokus utama IPPNU sebagai
wadah para pelajar putri NU dalam mengembangkan, mengaktualisasikan,
mengimplementasikan potensi setiap kader, anggota, dan pengurus organisasi.
Semua
potensi itu akan merajut pertalian pada setiap tujuan akhir yang bisa dilakukan
oleh setiap kader. Tentu ini merupakan bentuk nyata pada pendistribusian kader
IPPNU yang mampu berdiaspora sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Penulis: Khoirotul Ni’amah, S.Hum (Calon
Ketua Umum PP IPNU)
Baca juga:
- Penghapusan PKPT IPNU Solusi / Intervensi, Isu Seputar Kongres
- Ketua PW IPNU Jatim Usulkan Persentase Usia Potensial Tiap Kepengurusan
- Bukan Hanya Soal Pemilihan Ketua Umum PP IPNU, Ini Urgensi Kongres!
- Ketum Aswandi Jailani: IPNU IPPNU Harus Maksimalkan Masuk ke Sekolah