Ketua Bidang Jaringan Sekolah PP IPNU Abu Hasan Asy'ari serahkan buku Back to School, Sabtu (13/8/2022). (Foto: NU Online/Suwitno) |
MEDIA IPNU - Bidang
Jaringan Sekolah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU)
menerbitkan buku pedoman Back to School. Penerbitan buku ini dilatari oleh
perlunya IPNU untuk dapat merekrut kader-kader di sekolah-sekolah umum, tidak
hanya madrasah dan pesantren.
DOWNLOAD MODUL PEDOMAN PK DI SINI
Selama ini, banyak
pimpinan di tingkat cabang belum memiliki langkah taktis untuk dapat menembus
gerbang sekolah umum. Dengan begitu, mereka kesulitan untuk memenuhi tuntutan
merekrut kader dari sekolah negeri unggulan.
“Selama ini pertanyaan cabang tidak ada juknis dan pedoman untuk masuk sekolah,” ujar Ketua Bidang Jaringan Sekolah PP IPNU Abu Hasan Asy'ari pada peluncuran buku IPNU Back to School dikutip dari NU Online (Minggu, 14/8/2022)
Bidang Jaringan Sekolah
merilis buku Pedoman Komisariat Sekolah di panggung Bazar Kongres XX IPNU dan
Kongres XIX Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Asrama Haji Pondok
Gede, Jakarta, Sabtu (13/8/2022) malam.
Oleh karenanya, Abu Hasan
menegaskan bahwa pada masa khidmah PP IPNU 2019-2022 ini, Bidang Jaringan
Sekolah menerbitkan buku tersebut. “Di periode ini atas hasil Rakernas dan
Konbes 2019, kami terbitkan buku Pedoman Komisariat Sekolah,” ujarnya.
Buku dari Bidang Jaringan
Sekolah ini tidak lain adalah untuk memudahkan pimpinan IPNU untuk bisa
mengetuk dan dibukakan pintu sekolah bagi mereka untuk merekrut kader di
sekolah unggulan. Sebab, di dalamnya, memuat identifikasi dan strategi khusus
untuk dapat melakukan perekrutan hingga pendirian komisariat dan pelaksanaan
kegiatan.
“Ini memberikan kemudahan
cabang untuk bisa masuk sekolah, baik Ma'arif maupun swasta. Pun juga penetrasi
ke sekolah negeri,” kata Ketua Bidang Jaringan Sekolah PP IPNU asal Kota
Kretek, Kudus, Jawa Tengah itu.
Abu Hasan menyatakan
bahwa buku ini masih bisa dikembangkan lebih lanjut ke depannya. Dalam arti,
pada praktiknya juga bisa lebih dinamis karena perlu menyesuaikan kebutuhan
masing-masing cabang.
“Ini bisa terus dikembangkan
sesuai kebutuhan masing-masing di lapangan,” kata Ketua Bidang Jaringan Sekolah
PP IPNU tersebut.
Pasalnya, ia juga
memahami bahwa setiap cabang memiliki latar belakang, konteks, kondisi, dan
situasi yang berbeda-beda sehingga butuh penyesuaian yang paling tepat. Hal ini
agar harapan untuk memiliki kader sekolah unggulan itu bisa tercapai.
Pendirian komisariat
sebetulnya, bagi Abu, belum menjadi target utama. Pasalnya, belum ada regulasi
dari pemerintah untuk itu. Karenanya, di Kongres IPNU-IPPNU kali ini akan
berupaya mendorong pemerintah agar IPNU dan IPPNU dapat terlibat di sekolah.
Namun lepas dari hal
tersebut, Ketua Bidang Jaringan Sekolah itu menggaris bawahi bahwa hal
terpenting dapat merekrut kader-kader terbaik dari sekolah-sekolah terbaik itu terlebih
dahulu. Mereka dapat bergerak aktif dalam kegiatan di pimpinan cabang,
misalnya.
Berkaitan dengan agenda
Bidang Jaringan Sekolah, Ketua Umum PP IPNU Aswandi Jailani menegaskan bahwa
‘kembali ke sekolah’ merupakan amanat Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Hal ini tidak berarti IPNU pergi ke sekolah secara keseluruhan. Namun, hal ini
diharapkan menjadi satu gerakan massif untuk dapat memasuki gerbang
sekolah-sekolah umum dan unggulan.
Terlebih dalam beberapa
survei, banyak pelajar yang terancam sudah terkena virus radikalisme dan
ekstremisme sehingga kehadiran IPNU di sekolah dalam rangka menyelematkan
mereka dari pemahaman itu.
Senada, Sekretaris Umum
PP IPNU Mufarrihul Hazin menegaskan bahwa jika yang direkrut oleh IPNU adalah
kader unggulan dari sekolah unggulan, tentu akan membawa organisasi lebih maju.
“Jangan sampai pelajar terbaik itu justru terbawa arus radikalisme dan ekstremisme yang justru bakal mengancam negeri. Apalagi pelajar saat ini adalah pemimpin di masa yang akan datang, di Indonesia Emas 2045,” ujar Farih.(sd)
Temukan pula artikel menarik Media IPNU di Google News
Baca juga: