Peran Pelajar NU sebagai Penyokong Peradaban Bangsa | Foto: instagram @reilliaa_ |
MEDIA IPNU - Perubahan
dan peningkatan mengenai peradaban suatu bangsa menjadi tanggung jawab setiap
kalangan di suatu negara. Tak ketinggalan dengan organisasi yang menampung para
pelajar Nahdlatul Ulama (NU), kemudian yang menjadi pertanyaan. Siapakah dan
apa itu Pelajar NU? Apa saja peran pelajar NU?
A. Siapakah Pelajar NU?
Pelajar Nahdlatul Ulama
(NU) merupakan sosok yang menjadi titik awal pengkaderan generasi Nahdlatul
Ulama selajutnya. Nahdlatul Ulama merupakan sebuah organisasi yang didirikan
oleh Syekh KH. Hasyim Asy’ari di Kota Surabaya, 31 Januari 1926 M / 16 Rajab 1344
H.
Hasyim Asy’ari berjuang
dengan berbagai rintangan yang tidak mudah. Beliau dengan ikhlas melaluinya
untuk mempersatukan dalam sebuah organisasi yang disebut NU agar tercipta
kemaslahatan umat. NU sendiri memiliki cabang organisasi yang disebut dengan
Badan Otonom Nahdlatul Ulama (Banom NU) dan Pelajar NU menjadi salah satunya.
Tahukah kamu siapa
pelajar NU? Sini aku kasih tahu…
Pelajar NU adalah Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
(IPPNU). IPNU IPPNU merupakan organisasi keterpelajaran yang didirikan oleh KH.
Tolchah Mansoer yang bertujuan untuk menyatukan anak muda yang memiliki peluang
dalam meneruskan perjuangan NU yang berkarakter Aswaja An-Nahdliyah.
Menurut KH. Tolchah
Mansoer, sebagai IPNU IPPNU hakikatnya sebagai calon penerus perjuangan NU yang
bisa mengayomi dan dekat dengan masyarakat.
IPNU sendiri didirikan
pada 24 Februari 1954 M atau 20 Jumadil Akhir 1373 H saat Kongres Ma’arif
seluruh Indonesia di Semarang. Tokoh-tokoh pendiri IPNU dipelopori oleh Tolchah
Mansoer, Muhammad Sofyan Cholil, Mustahal Achmad Masyhud dan Ahmad Ghani
Farida. Dalam Konferensi tersebut diproklamirkan berdirinya IPNU dan berhasil
menetapkan Tolchah Mansur sebagai pendiri dan ketua umum pertama Pimpinan Pusat
IPNU .
Sedangkan didirikannya
IPPNU saat kongres pertama IPNU, yaitu tanggal 2 Maret 1955 M atau 8 Rajab 1374
H, yang mulanya IPPNU hanyalah bagian dari Departemen Keputrian IPNU. Pada
kongres pertama IPNU, para aktivis putri dan santri yang dimonitori oleh Umroh
Mahfudhoh dan didukungan dari Ketua Muslimat NU Nyai Hj. Mahmudah Mawardi dan
Ketua Pusat LP Ma’arif NU KH. Syukri Ghazali, mendirikan organisasi yang
sejajar dengan IPNU yaitu IPPNU. Kemudian ditunjuklah Umroh Mahfudhoh sebagai
ketua umum pertama Pimpinan Pusat IPPNU.
Terdapat kata pelajar di dalam sebutan organisasi ini. Namun, apakah kalian tahu apa yang maksud kata pelajar ini? Kata pelajar yang dimaksud disini bukanlah pelajar yang hanya terdiri dari kalangan siswa saja.
Namun, pelajar disini adalah anak muda yang berusia dari 13 tahun hingga 27 tahun, yang mau dan siap untuk bergabung bersama dengan tekad untuk terus belajar, berjuang, dan bertaqwa serta mengabdi. Tidak perduli dari kalangan siswa, mahasiswa, atau pun pekerja, semua kalangan itu boleh, asalkan mau bersama-sama bersatu dalam berkontribusi untuk NU dan Indonesia dalam membangun peradaban dunia.
IPNU IPPNU saat ini
sangat masif di kalangan masyarakat karena dari segi pengenalan IPNU IPPNU
sudah merajak ke usia di bawah 13 tahun yaitu, usia sekolah dasar/sederajat.
Terlihat di Blitar sudah banyak madrasah ibtida’iyah dari LP Ma’arif NU yang
mulai mengenalkan IPNU IPPNU dengan mengadakan Masa Kesetiaan Anggota
(MAKESTA).
Makesta sendiri merupakan
gerbang awal untuk mengikuti IPNU IPPNU. Hal ini dilakukan agar dapat
menanamkan prinsip-prinsip Ke-NU-an dan menanamkan karakter ala Ahlus Sunah Wal
Jamaah An-Nahdliyah sejak dini.
B. Apa sih Peran Pelajar NU?
Peran Pelajar NU ini
telah terasa mulai dari bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan, hingga di
bidang digital pun telah ada. Dalam dunia pendidikan peran IPNU IPPNU ini
sangatlah penting, karena apa? Sebagai seorang pelajar pastilah tak akan
jauh-jauh dengan lingkungan pendidikan.
Pendidikan telah menjadi
makanan sehari-hari bagi pelajar khususnya dan bagi masyarakat luas umumnya. Di
dunia pendidikan telah sempat terjadi permasalahan karena terdampak dari adanya
pandemi Covid-19.
Namun hal itu tak
menyurutkan para pejuang pendidikan seperti para guru, staf dinas pendidikan,
staf menteri pendidikan, presiden hingga para ulama pun juga turut terjun untuk
tetap memperjuangkan pendidikan di Indonesia agar tetap berjalan.
Melihat dari beberapa
pihak yang telah memperjuangkan sesuai dengan tupoksi dan kemampuannya itu
telah memicu semangat organisasi keterpelajaran dari NU yaitu IPNU IPPNU untuk
turut bergerak dengan mengadakan program IPNU Educare salah satunya. Program yang
membantu para siswa yang sebelumnya mengalami kesulitan karena beberapa faktor,
yang kemudian telah terbantu dalam belajar dengan cara yang mudah dimengerti
dan dipahami secara privat dirasakan para siswa.
Tak hanya itu, ada pula
program “Study Club” pendampingan dalam pembuatan skripsi untuk para mahasiswa
juga dilakukan. Kemudian, turut berkontribusinya IPNU IPPNU dalam program Dinas
Pendidikan yaitu “Sekolah Sak Ngajine”. Dan masih ada banyak lagi
program-program IPNU IPPNU untuk memperjuangkan pendidikan. Hal ini dilakukan
dengan harapan kedepannya pendidikan di Indonesia tidak tertinggal jauh dengan
negara lainnya.
Sebagai manusia pastilah
kita tak akan bisa jauh dengan manusia lainnya. Hal ini telah menjadi prinsip
hidup bersosial yaitu saling membantu satu sama lain. Sehingga sudah pasti
tetap akan ada hubungan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Sejak berdirinya, IPNU
IPPNU sudah mempersiapkan sebuah visi yang di dalamnya terbesit dapat membantu
dan mengayomi masyarakat. Hal ini juga telah dipersiapkan dengan didirikannya
sebuah lembaga semi otonom yaitu lembaga Corps Brigade Pembagunan (CBP) untuk
IPNU pada 28 Oktober 1963 dan Lembaga Korp Pelajar Putri (KPP) untuk IPPNU pada
28 Oktober 1964.
Peran IPNU IPPNU dengan
adanya lembaga CBP KPP sangat terasa bagi masyarakat. Hal ini terlihat karena
memang pada dasarnya lembaga CBP dan KPP ini memiliki bidang garap, yaitu
kedisiplinan, kesehatan, sosial kemasyarakatan, kemanusiaan, lingkungan alam,
dan keprotokoleran.
Menurut Ketua Pengurus
Wilayah (PW) IPNU Jawa Timur 2015-2018, Haikal Atiq Zamzami menyampaikan ada
sebuah ungkapan yaitu “Semper paratus!”, ungkapan ini berbahasa latin yang
berarti Selalu Siap!.
“Kiranya ungkapan ini pas
untuk menggambarkan Corps Brigade Pembangunan (CBP). Mengingat sejak lahirnya,
CBP memang telah dinisbahkan pada sebuah sejarah yang menuntut kesiapan sediaan
dalam segala kondisi. Tak lain adalah momentum sengketa politik antara RI dan
Malaysia merebutkan daerah Kalimantan Utara (Serawak) 1963. Dimana seluruh elemen
bangsa temasuk pelajar disiap-siagakan untuk melawan Malaysia. Saat itu IPNU
baru seumur jagung, namun terbukti mampu memprakarsai sebuah gerakan yang
sangat strategis,” jelasnya.
Haikal juga menyampaikan,
membaca peran strategis CBP/KPP tak bisa lepas dari ta’rif “esprit de corps” .
Merujuk pada Meriam Webster yang mengartikan esprit de corps: the common spirit
existing in the members of a group and inspiring enthusiasm, devotion, and
strong regard for the honor of the group”. Dengan kata lain Esprit de corps
adalah loyalitas dan kebanggaan yang merupakan buah dari semangat terhadap
kesatuan yang diperlihatkan oleh anggota-anggotanya.
Hal ini menyangkut
pengabdian kepada kesatuan, rasa tanggung jawab perseorangan, dan menjaga nama
baik kesatuannya. Esprit de corps bergantung kepada kepuasan yang diperoleh
perseorangan karena ia menjadi anggota kesatuan, sikap mereka kepada anggota
lain dalam kesatuannya, dan kepercayaan kepada komandannya.
Semakin bertambahnya usia
semakin banyak inovasi-inovasi yang muncul, banyak para ilmuwan yang menemukan
berbagai temuan. Salah satunya yaitu temuan teknologi digital yang diawali
terdapat penemuan komputer yang tahun 1822 lalu oleh oleh seorang ahli
matematika asal Inggris, Charles Babbage.
Hal ini menjadi tantangan
untuk mengambil peran sebagai pelajar NU, seperti halnya hari ini yang semakin
lama telah terjadi perkembangan teknologi digital yang disebut dengan
transformasi digital.
Berbagai kalangan telah
dimudahkan dalam mengakses suatu informasi dan menikmati fasilitas dari
teknologi digital dengan bebas dan terkendali. Tetapi, disayangkan semakin
berkembangnya teknologi justru semakin banyaknya kejahatan yang terdeteksi.
Sehingga peran IPNU IPPNU
di era digital ini, dengan menjaga ekspansi dalam penyebaran informasi positif
dan tidak menyebarkan informasi negatif atau hoax.
C. Cuplikan Pesan Pemimpin Sejati
Ingat Bung Karno pernah
berpesan, “Kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus
mendukungnya. Semua buat semua! Bukan Kristen, buat Indonesia, bukan golongan
Islam, buat Indonesia, bukan Hadie Kosoemo, buat Indonesia, bukan Van Eck, buat
Indonesia, bukan Nitisemito yang kaya, buat Indonesia, tetapi Indoneisa buat
Indonesia. Semua buat semua!” pesan ini mengartikan, bahwa semua elemen wajib
untuk mendukung kemerdekaan dan kemajuan negara Indonesia.
Termasuk para pemuda,
karena pemuda merupakan usia yang sangat produktif dalam menyokong Indonesia
membangun peradaban.
Indonesia menjadi negara
yang istimewa karena berbagai keunggulannya, kekayaannya, dan keunikannya.
Indonesia memiliki banyak hal dalam upayanya membangun peradaban bangsa.
Peran Pelajar NU dapat
menjadi penerus bangsa yang akan berupaya agar Indonesia tidak mengalami krisis
moral, sehingga dapat mendukung Indonesia dalam membangun peradaban dunia.(*)
_________________
*Artikel ini telah terbit di urupedia.id