Foto: Ardian Fanani / detik.com |
MEDIA IPNU –
Program merdeka belajar Kemendikbud hasilkan karya inovatif di Banyuwangi. Berbagai sekolah di Kabupaten Banyuwangi pamerkan berbagai hasil karya pelajar
dalam sebuah festival di Pendopo Sabha Swagatha, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa
(17/5/2022).
Seperti metodepembelajaran melalui game bola yang diciptakan seorang siswa kelas 5 SDN 1
Lateng, yaitu: Al Ghazali. Peserta didik yang bercita-cita menjadi seorang
programmer itu membuat sebuah game permainan bola pantul berlatar pegunungan.
Ada juga pedal
stand hand sanitizer karya dari dua orang siswa SDN 1 Pakis, Nicholas Nizam
Zahir dan Fitsal Asfa. Dua pelajar tersebut berhasil membuat alat penyemprot
hand sanitizer dari paralon yang dilengkapi dengan pedal sebagai alat pemantiknya.
"Sengaja
bikin alat ini karena memang sangat dibutuhkan saat pandemi seperti sekarang.
Bikinnya enggak rumit, seminggu sudah jadi. Alhamdulillah, hasilnya sesuai
harapan," ujar Nicholas dilansir dari detik.com (Rabu, 18/05/2022).
Hasil Karya
tersebut dipajang dalam Pameran Unjuk Karya yang diselenggarakan di seluruh
Satuan Koordinator Pendidikan di 25 kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi. Berbagai
inovasi siswa-siswi ditampilkan dengan unik dan menarik.
Pameran
tersebut merupakan rangkaian dari Festival Merdeka Belajar (FMB) yang dibuka
oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.
FMB yang
digelar secara hybrid tersebut, merupakan puncak dari serangkaian pendampingan
dan monitoring terhadap program merdeka belajar dari Kemendikbud Ristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi) di berbagai sekolah di Kabupaten Banyuwangi. Sebuah program
yang bertujuan menciptakan suasana belajar yang bahagia, merdeka dalam berpikir
dan berekspresi bagi siswa maupun para guru.
"Program
Merdeka Belajar ini sangat strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan
kita. Bagaimana pendidikan kita semakin inklusif dan tidak sekadar terkungkung
pada formalitas birokratis," terang Ipuk.
Menurut Ipuk, program
Merdeka Belajar ini bisa membuat siswa berkembang sesuai dengan bakat dan minat
masing-masing. Kemudian mereka juga bisa menghasilkan karya nyata sesuai keahlian
atau passion yang dimilikinya.
Dalam kegiatan
tersebut, Ipuk kembali mengingatkan seluruh stakeholder pendidikan untuk terus
memanfaatkan dan meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi digital.
"Zaman
kita dan jaman anak didik kita sudah jauh berbeda. Para pendidik harus
meng-upgrade diri. Kenalkan teknologi yang ada di depan kita, seperti apa itu
metaverse, NFT dan lain sebagainya," terang Ipuk.
"Dan yang
tak kalah penting adalah, pacu kreativitas siswa-siswa. Dengan sistem Merdeka
Belajar ini, ini sangat memungkinkan siswa membuat inovasi teknologi,"
tambahnya.
Sementara Plt.
Kepala Dinas Pendidikan Suratno menjelaskan, FMB ini bertujuan untuk mendorong
percepatan pelaksanaan program Merdeka Belajar yang telah diluncurkan Mendikbud
Ristek, Nadiem Makarim.
Suratno juga
mengatakan, pada pelaksanaannya kali ini program merdeka belajar ini sudah
menyentuh 100 lebih lembaga pendidikan formal maupun non formal, mulai jenjang
PAUD, TK, SD, SMP, hingga PKBM.
Mereka telah
mengikuti serangkaian seleksi dan monitoring dari tim monev yang telah berjalan
sejak April 2022 yang lalu.
Suratno
menjelaskan, lembaga pendidikan sudah membuat berbagai inovasi yang selaras dengan
konsep Merdeka Belajar. Ada sekolah-sekolah yang melakukan pembelajaran secara
hybrid, ada perpustakaan digital, pembelajaran menggunakan game (permainan),
dan masih banyak lagi. “Dengan ditampilkan dalam festival ini, kami berharap
bisa menginspirasi sekolah-sekolah yang lain untuk segera mengimplementasikan
Merdeka Belajar," pungkas Suratno.(dh)