instagram: @anisaalinda16_ |
MEDIA IPNU - Merdeka Belajar Kampus Merdeka terobosan baru di dunia pendidikan. Ir. Soekarno Presiden Pertama Republik Indonesia sekalian bapak proklamator kemerdekaan Indonesia sempat
mengatakan kurang lebih begini “Beri saya seribu orangtua hendak kucabut Semeru
dari akarnya, serta beri saya 10 pemuda tentu hendak kuguncangkan dunia".
Pepatah lama yang bermakna begitu strategisnya kedudukan
pemuda sehingga bisa menghasilkan banyak prestasi sampai terobosan di kancah
internasional. Para pemuda ini wajib mempunyai bekal keilmuan yang sanggup
bersaing secara global cocok dengan pertumbuhan era.
Para pemuda merupakan anak bangsa yang wajib dioptimalkan
potensinya, dibimbing supaya bisa sesuai minat dan bakatnya masing-masing. Bisa
menaklukkan tantangan era yang hendak terus berganti menembus ruang serta
waktu.
Hingga dibutuhkan revolusi pembelajaran yang bisa menanggapi
tantangan tersebut. Revolusi tersebut bisa terbuat lewat kebijakan-kebijakan
strategis cocok dengan pertumbuhan era serta kepribadian bangsa.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 31 ayat (1) menyebutkan setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan. Lebih lanjut amanat tentang berartinya pendidikan pula termaktub
dalam alinea ke 4 pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Kemerdekaan wajib diisi dengan upaya-upaya mencerdaskan
kehidupan berbangsa serta bernegara sehingga Indonesia bisa ikut aktif
melaksanakan pembangunan global.
Terobosan di dunia pembelajaran ialah suatu niscayaan buat
bisa berpartisipasi menanggapi tantangan masa globalisasi yang terus menjadi
maju. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem AnwarMakarim alias Mas Menteri begitulah publik mengenalnya, bawa nafas baru dalam
dunia pembelajaran Indonesia.
Berprofesi menteri di umur mudanya, ia sudah berupaya
memformulasikan terobosan yang sanggup menaklukan era tanpa meninggalkan ciri
berbudi pekerti bangsa Indonesia.
Kebijakan yang bertujuan membentuk kepribadian mahasiswa lewat sistem merdeka belajar kampus merdeka (MBKM).
MBKM hendak memantapkan kepribadian Indonesia di dunia yang
terus menjadi kompetitif. Jiwa muda yang dipoles oleh pembelajaran kampus
hendak menghasilkan kemampuan cocok atensi serta bakatnya tiap- tiap. Lewat
kampus yang merdeka hendak lahir bahan-bahan intelektual yang jadi peninggalan
berharga negeri di masa depan.
Undang- undang No 20 Tahun 2003 Pasal 3 mengatakan,
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk sifat dan
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan buat berkembangnya kemampuan partisipan didik supaya jadi manusia
yang beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta jadi masyarakat negeri yang demokratis
dan bertanggung jawab.
Lebih lanjut lagi pembelajaran kepribadian pula ialah salah
satu agenda dalam Nawacita no 8, ialah penguatan revolusi kepribadian bangsa
lewat budipekerti serta pembangunan kepribadian partisipan didik selaku bagian
dari revolusi mental. Perihal ini jadi fakta intensitas pemerintah tertuang
pada penguatan kepribadian partisipan didik yang tertuang menemukan jatah yang
lebih banyak. Dicermati pada program Kemendikbud tahun 2020- 2024.
Bila kita memandang Renstra (rencana strategis) tahun 2015- 2019
menampilkan penguatan kepribadian cuma jadi sub program, berbeda di 2020- 2024
jadi program yang berdiri sendiri. Kemendikbud tidak main- main dengan program
pembuatan kepribadian.
Perguruan tinggi tidak cuma melahirkan kalangan intelektual
tetapi pula melahirkan generasi bangsa yang kreatif serta inovatif, dan berbudi
pekerti menanamkan kampanye antiperundungan, kekerasan intim, intoleransi serta
antikorupsi.
Pemerintah dalam menformulasikan kebijakan merdeka belajar-
kampus merdeka salah satunya lewat program‘ hak belajar 3 semester di luar
prodi’. Hak tersebut di antara lain ialah perguruan tinggi harus membagikan hak
untuk mahasiswa buat sukarela yang bisa diambil ataupun tidak program tersebut.
Mahasiswa bisa mengambil SKS di luar perguruan tinggi
sebanyak 2 semester yang setara dengan 40 sks. Ditambah lagi bisa mengambil sks
di prodi yang berbeda di Perguruan Tinggi yang sama sebanyak 1 semester ataupun
setara dengan 20 sks.
Program ini bertujuan supaya mahasiswa dapat menimba ilmu
langsung di lapangan dari mitra yang mempunyai mutu serta kemampuan di
bidangnya. Tidak hanya itu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka membolehkan
mahasiswa memperluas circle jaringannya, di mana pengetahuan yang didapat dari
lapangan sepanjang lebih dari satu semester ini hendak dikonversi menjadi SKS.
Mahasiswa selaku agent of change serta social control
mempunyai DNA pergerakan serta pemikir sehingga mempunyai tanggung jawab moral
pembaruan bangsa. Ciri mahasiswa ini membuahkan pola pikir revolusioner,
kreatif, inovatif, dan berguna menanggapi tantangan masa digital. Mahasiswa
wajib berkarakter tidak cuma memperoleh teori tetapi pula skill yang
diaplikasikan di warga.
Bung Karno pula sempat mengatakan kita wajib yakin dengan
kekuatan bangsa sendiri hingga kita hendak jadi bangsa yang merdeka. Lewat
Merdeka Belajar Kampus Merdeka, kampus bukan cuma selaku laboratorium Ilmu
pengetahuan, tetapi pula lab aplikasi seluruh tipe ilmu. Mahasiswa dapat
mengkolaborasikan pengetahuan buat bisa menghadapi era 4. 0 apalagi era 5. 0.
Kala merdeka belajar membagikan hak untuk mahasiswa telah
sepatutnya mahasiswa merespon hak tersebut dengan antusiasme. Revolusi mental
di golongan mahasiswa spesialnya kalangan milenial merupakan keniscayaan dalam
menyambut era.
Kampus wajib terus meng-upgrade lembaganya menunjang performa
pembelajaran yang ditunjukan dalam program merdeka belajar. Merdeka yang
sebetulnya diawali dari laboratorium pembelajaran yang berisi mahasiswa
progresif serta revolusioner.