MEDIA IPNU – Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Sidoarjo menyusun grand desain program kerja (Proker) di tahun kedua. Kegiatan yang sekaligus untuk merayakan Hari Lahir (Harlah) IPNU ke-68 dan IPPNU ke-67 itu dipusatkan di Pendopo Delta Wibawa, Sidoarjo, Senin (28/02/2022).
Ketua PC IPPNU Sidoarjo, Aisyah Nur Afifah menyampaikan, bahwa Rencana Strategis (Renstra) ini penting dilaksanakan agar langkah IPNU-IPPNU Sidoarjo semakin terarah, terpadu dan sustainable (berkelanjutan) pada setiap kebijakan, program dan garis perjuangannya.
“Secara garis besar, grand design yang kedua ini bertujuan untuk melakukan pembinaan, pengembangan, dan perjuangan PC IPNU-IPPNU Sidoarjo. Hal ini merupakan implementasi dari berbagai ide dalam ketentuan produk-produk historis dengan analisis, antisipatif, dan prediksi dalam satu tahun ke depan,” ujar Aisyah pada
Alumni Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tersebut mengatakan, bahwa kontruksi dasar ini, baik dalam operasional dan kebijakan, akan tetap berlandaskan hukum Islam dan negara, yaitu, Al-Qur’an, Hadist, Ijma, Qiyas, Pancasila, dan UUD 1945.
Menurutnya, pola dasar dan umum dari sebuah program kerja harus disusun terlebih dahulu, baik jangka pendek, menengah, dan panjang dalam mewujudkan tujuan organisasi. Hal ini merupakan langkah untuk mengevaluasi program sebelumnya serta menselaraskan program selanjutnya.
“Pola grand desain yang kedua ini mengusung 5 hal dasar, yaitu Spiritual, Intelektual, Kaderisasi, Kolaborasi, serta Kemandirian Organisasi. Program-program yang magak (tidak jelek juga tidak bagus) harus dikurangi, kita benahi dengan program-program yang berkelanjutan dan menguntungkan,” ungkap Aisyah.
Sementara itu, Ketua PC IPNU Sidoarjo, Hafidz Al Bastomi manambahkan, bahwa sebagai pelajar NU Sidoarjo harus bersatu dalam setiap event tertentu. Serta, hal yang menjadi kekurangan di lingkup IPNU-IPPNU selama ini harus segera diselesaikan.
Tomi sapaan akrabnya, mengajak seluruh pelajar NU Sidoarjo agar lebih dewasa dalam menanggapi isu-isu tertentu, dengan mementingkan tujuan bersama dalam berorganisasi. Menurutnya, kolaborasi IPNU-IPPNU perlu dilakukan untuk masa depan agar memiliki visi yang berkemajuan.
“Di tahun kedua kepengurusan masa khidmah 2021-2023 ini sebagai tahun pembuktian IPNU-IPPNU Sidoarjo. Mau tetap biasa-biasa saja, atau maju dan berkembang,” ungkapnya.
Tomi mengimbau kepada kader IPNU-IPPNU Sidoarjo agar tidak terlena dengan prestasi yang telah dicapai sebelumnya. Selama ini, Sidoarjo dianggap sebagai barometer dari Jawa Timur, baik dari PCNU atau pun banomnya, baik karena kuantitas dan kualitas jamaah masing-masing.
“Sidoarjo tidak boleh terlena dengan pujian-pujian. Tetapi harus menjadikan pujian tersebut sebagai pemicu semangat untuk semakin berkembang. IPNU-IPPNU harus satu komando dan satu barisan dalam mengawal NU dan NKRI, sehingga menjadi organisasi di garda terdepan dalam pengembangan generasi muda NU,” pungkasnya.(yf/dh)