MEDIA IPNU. Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Ponorogo mengadakan webinar via zoom meeting, Rabu malam (13/10/2021).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Media Center Pelajar Nahdlatul Ulama (MCPNU) Ponorogo sebagai rentetan acara Konferensi Cabang (Konfercab) IPNU-IPPNU Ponorogo.
Kegiatan dengan tema “Pemuda dan Ekonomi Kreatif di Era Digital Ekonomi” mengundang Khotibul Umam, Kaderisasi PW IPNU Jawa Timur sebagai pemateri.
“Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan, melainkan juga pada sosial budaya, termasuk ekonomi. Maka perlu ada pemulihan. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif merupakan lahan basah yang bisa dimaksimalkan guna memulihkan perekonomian masyarakat, terlebih saat ini era digital. Sehingga semua mempunyai peluang yang besar dalam memenangkan persaingan dagang didunia maya, dengan bermodal, kreatifitas dan kesungguhan,” jelas Anton Samsuri, Ketua PC IPNU Ponorogo.
Khotibul Umam menjelaskan, IPNU IPPNU harus percaya diri untuk berbisnis karena para pendiri NU adalah orang-orang yang ahli bisnis.
Dia mengutip perkataan KH Maimoen Zubair, “Cung awakmu kudu iso mengikuti perkembangan zaman, nek ora iso mengko kepaten,”. Dikatakan bahwa perkataan tersebut mengingatkan untuk bisa mengikuti perkembangan zaman dan mau belajar teknologi.
Menurut Umam, IPNU IPPNU Ponorogo harus bisa melihat peluang dalam segi apapun. Trend bisnis hari ini adalah lebih bisa mendekatkan pada konsumen. Seperti yang dapat dilihat orang-orang lebih banyak memilih untuk belanja via handphone.
“Hari ini konsumen lebih dimanjakan, karena produknya yang datang ke rumah bukan orangnya yang datang ke suatu tempat untuk membeli produk,” ujar pemuda yang juga CEO Santrhje dan Tol-Pentol tersebut.
Ia juga mengungkapkan, bahwa tahapan dalam bisnis yang dapat dipelajari. Tahapan yang pertama, yaitu belajar tentang marketing, karena di era modern ini banyak yang membuat produk tapi sulit dalam marketing. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menjadi dropship dan reseller suatu produk.
Tahapan yang kedua yaitu belajar tentang produsen. Tahapan yang kedua ini dapat dimengerti ketika sudah belajar marketing lalu bisa mengetahui kebutuhan pasar. Jika sudah paham, maka akan mudah menentukan produk apa yang akan dibuat.
Tahapan yang terakhir yaitu belajar tentang sistem. Bagaimana memenangkan kompetisi dan meningkatkan omset. Yaitu dengan mengupayakan segala yang diberikan oleh Tuhan untuk dioptimalkan.
“Hari ini yang penting kita berproses. Jika hari ini saya gagal biar menjadi tanggung jawab saya, dan kedepannya keberhasilan untuk anak istri saya,” jelasnya.
Baginya, bagi pembisnis pemula tidak boleh ribet dan harus selalu terbuka serta mampu menerima nasihat.
Penulis: Arisel Wiji Aningrum