MEDIA IPNU – Semangat Pelajar Putri. Perempuan selalu menjadi tema hangat untuk dibicarakan dengan berbagai landasan dan sudut pandang, baik itu agama maupun budaya dan hal lainnya. Pejuang kesetaraan seperti Raden Adjeng Kartini telah kita rasakan hasilnya hari ini. Beliau telah mengangkat kaum yang dianggap tak berdaya walaupun melawan budaya pada masanya.
Perjuangan itu belum tuntas, banyak sekali orang yang menganggap tabu terhadap eksistensi perempuan sehingga masih banyak sosok bertalenta tinggi yang terkungkung sebuah hukum kebiasaan. Pencerahan demi pencerahan terus dilakukan, namun orang orang ini oleh sebagian orang malah dianggap melawan kodrat.
Tak sampai di sana, permasalahan lain muncul ketika sebuah sistem telah mengatur dan mempersilakan dengan leluasa bagi kaum hawa untuk tampil. Seperti dalam panggung politik tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum mengatur agar komposisi penyelenggara pemilu memperhatikan keterwakilan perempuan minimal 30%, namun pada kenyataannya sosok perempuan tetap saja dalam sebagian kasus hanya menjadi pelengkap untuk memenuhi syarat, bahkan untuk sebagian dari mereka memang memosisikan dirinya hanya sebagai pelengkap. Fenomena ini menjadi sebuah kekhawatiran bagi generasi kami selaku pelajar putri NU.
Oleh karenanya, momentum pelantikan ini kita mengusung sebuah visi besar, yaitu IPPNU harus menjadi ruang yang mewadahi berbagai ekspresi para pelajar putri sehingga minat dan bakat mereka bisa terasah. Juga sebagai usaha untuk meningkatkan kepercayaan diri mempersiapkan perempuan berkualitas di masa depan. Tak henti-hentinya kami sampaikan bahwa perempuan harus bisa berdaya, terlepas dari apapun stigma di luar sana.
Jika permasalahan perempuan merujuk pada hal kodrati, bagi kami keterbatasan itu bukan menjadi sebuah alasan, melainkan menjadi jalan bagaimana perempuan bisa menjalankan seluruh kegiatannya, dengan hal yang berbeda dan menarik tentunya.
Semangat Pelajar Putri, Perempuan Membangun Peradaban
Sampai saat ini keterlibatan perempuan tidak terlalu diperhitungkan. Sejarah tidak begitu responsif mengangkat nama-nama perempuan yang teramat jasanya. Maka, pada tahun 2017, KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia) melakukan sebuah dobrakan di mana para Bu Nyai mengabadikan jasa para ulama perempuan dengan dibuat buku yang berjudul “Jejak Perjuangan Keulamaan Perempuan Indonesia”.
Dalam buku tersebut sangat jelas terbentang bagaimana perjalanan para ulama perempuan yang sangat banyak tersebar di seluruh bagian nusantara dengan berbagai jasanya yang tidak banyak orang ketahui. Salah satu penulis buku tersebut, Bu Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA, berkata, “Buku ini ingin mengafirmasi dan mengapresiasi eksistensi dan peran ulama perempuan dari beragam latar belakang yang sejatinya sudah menjadi fakta sejarah Islam Nusantara sejak beberapa abad yang lalu dan berjalan semakin baik di Indonesia,”. Pun demikian, besar harapan IPPNU akan menjadi sosok-sosok besar selanjutnya yang memberi dampak dan pengaruh untuk kemajuan peradaban.
Bukti-bukti ini harus memacu kita untuk terus menggelorakan dan membuktikan bahwa kaum perempuan bukan hanya pelengkap tapi jadi penentu dengan karya, sepak terjang dan kreativitas kita.
Program Kerja
Untuk mencapai harapan tersebut IPPNU Kabupaten Tasikmalaya memandang penting untuk memperhatikan berbagai potensi para kader sehingga bisa dikembangkan melalui pelatihan atau panggung perlombaan.
Sebuah cita cita mulia tentu tidak bisa kita lakukan sendiri, maka langkah-langkah kolaborasi dengan berbagai komunitas, lembaga dan mentor mentor profesional di bidangnya menjadi kekuatan besar untuk langkah dan gerakan IPPNU ke depan, dan ini telah kita lakukan untuk sebuah rintisan.
Kekuatan besar seorang pelajar juga ditentukan dari kadar bacaannya, oleh karenanya gerakan literasi menjadi perhatian penting generasi IPPNU Kabupaten Tasikmalaya hari ini dan akan kita ejawantahkan dengan berbagai gerakan literasi, di mana salah satunya adalah mengabadikan sejarah, perjuangan, gerakan, sampai nilai-nilai keilmuan para tokoh perempuan, terkhusus di Tasikmalaya dalam sebuah karya berbentuk buku.
Pembenahan organisasi, pemerataan, serta penguatan kaderisasi juga menjadi amanat Konferensi Cabang yang harus dioptimalkan. Tentu dengan pembaharuan dan inovasi gerakan. Kecanggihan teknologi menjadi alat untuk mempercepat seluruh sistem dalam organisasi. Maka dalam pelantikan kali ini kami mengusung tema “Digitalisasi Organisasi”sebagai upaya mengimbangi perkembangan zaman dan mempermudah pola komunikasi dengan sistem digital dan merapihkan organisasi.
Era baru akan tercipta. Semangat telah menggelora. Mari, Rekanita, kita bergerak bersama dalam sebuah wadah perjuangan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. Sirnalah gelap terbitlah terang, mentari timur sudah bercahaya, ayunkan langkah pukul genderang, segala rintangan mundur semua.
Salam Pelajar.
Oleh: Ajeng Triani Putri (Ketua PC IPPNU Kabupaten Tasikmalaya Periode 2021-2023)