instagram: @milala19_ |
Namun di sisi lain, tidak selalu manusia yang mampu menyelesaikan keraguan kepercayaanya. Terlebih jika hanya menjalankan kewajiban agamannya tetapi tidak tahu makna di dalam agamanya. Lantas apa yang membuatnya tenang menjalankan kehidupannya? Dan sesuatu apa yang harus dibangun menjawab tantangan kepercayaannya?.
Pertanyaan ini seolah memberikan respon manusia untuk menjalankan kepercayaannya masing-masing. Tanpa disadari, kepercayaan belum sama sekali menjawab kegelisahaan. Oleh itulah agama harus dilandasakan dari berbagai cara yakni: keimanan, kekuatan, keberadaan, dan kecintaan.
Fondasi tersebut memiliki arti melahirkan sebuah hakekat menjalankan agama dengan semestinya. Bagaimana manusia membangun fondasi yang telah meruntuhkannya? Semua sudah terjawab oleh Habib Husein Ja’far al-Hadar dalam hal keislaman dan kecintaan.
Menurutnya, dalam Islam, Tuhan adalah Maha Cinta yang bergelar ar-rahman, ar-rahim, Nabi Muhammad SAW bergelar Ar-Rahman (nabi penuh cinta), maka kata Sayyidina Ali R.A., “Apalagi Islam kalau bukan cinta?
Begitu berartinya apabila setiap manusia beriman, khususnya orang muslim, melakukan perbuatannya penuh cinta. Sebenarnya itu yang diajarkan Nabi Muhammad SAW mengenai prinsip toleransi sebagai bentuk rasa cinta mendalam terhadap islam. Tetapi kita tidak sadar bahwa selama ini yang kita jalankan adalah bentuk kecintaan Allah terhadap hambannya. Salah satunya adalah mendoakan kebaikannya, tersenyum kepada siapa saja, dan saling memotivasi satu sama lain.
Allah SWT maha segalanya yang selalu memberikan terbaik bagi hambannya. Untuk menghadirkan rasa kasih sayangnya terhadap makhluk hidup. Pada dasarnya semua makhluk mencintai makhluk lainnya semisal: kepada manusia, hewan, tumbuhan dan sebagainnya.
Apalagi banyak umat Islam yang jijik terhadap hewan-hewan meresakan seperti: kecoa, tikus. Jijik boleh, asalkan jangan membecinya, jangan pula menyiksakannya. Dan masih banyak juga umat Islam lebih memilih membangun masjid yang megah tanpa memperdulikan masyarakat yang kelaparan, susah membayar kebutuhannya sehari-hari.
Sekali lagi ayo kita sesama umat islam harus saling membantu satu sama lain demi terciptannya cinta setiap manusia. Membangun kepercayaan, kasih sayang agar semua orang salin memahami dan membantu. Cinta itu bukan di beri melainkan memberi apa yang ia inginkan dan jalankan. Jangan lupa saling mendoakan seperti nabi Muhammad mendoakan para sahabatnya Semoga allah mengampuni dosa-dosa kita. Amin
Penulis Esai: Ahmad Zuhdy Alkhariri (Kader PAC IPNU Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jateng)